Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Minta Rusia Jelaskan Penjualan Senjata ke Suriah

Kompas.com - 24/01/2012, 14:22 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com -  Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Jeff Feltman, akan meminta penjelasan Rusia mengenai kontrak persetujuan penjualan terbaru pesawat jet latih tempur kepada Suriah saat kunjungannya ke Moskwa, lapor Departemen Luar Negeri AS.

Harian Kommersant, Senin (23/1/2012), dengan mengutip sumber yang dekat dengan eksportir persenjataan milik Rusia, Rosoboronexport, mengatakan, Rusia dan Suriah pada Desember 2011 telah menandatangani kontrak senilai 550 juta dolar AS untuk pengiriman 36 pesawat latih tempur jenis Yakovlev Yak-140 Mitten. "Kami juga mendapat kabar yang sama seperti yang anda dapat. Dengan jelas jika itu benar maka hal tersebut akan sangat disayangkan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, yang menambahkan, isu utama dalam agendanya adalah Suriah sehingga dia yakin Jeff akan mengangkat isu tersebut.

Rusia telah menentang sanksi internasional terhadap Suriah -termasuk embargo senjata. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), korban tewas akibat bentrokan antara pengunjuk rasa dan tentara telah mencapai 5.400 jiwa. Awal Januari AS menyampaikan keprihatinannya atas pengiriman senjata ke Damaskus, yang dikabarkan oleh media tentang kapal Rusia yang memuat senjata berlabuh di Pelabuhan Tartus, Suriah.

Nuland mengatakan, Rusia akan memberikan keterangan resmi mengenai kapal dan muatannya. "Saya tidak merasa telah mengetahui apapun selain berita media hingga saat ini," kata dia. "Kami telah menyampaikan keprihatinan kami kepada Rusia di segala tingkat. Kami telah mengatakannya beberapa kali. Mengenai kejadian terbaru ini, kami secara jelas akan menanyakan hal itu," lanjut Nuland.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, pada pekan lalu - tanpa menyatakan laporan pengiriman persenjataan secara langsung- mengatakan Rusia tidak berniat untuk membenarkan tindakannya kepada "Barat" karena hal itu tidak melanggar "seluruh kesepakatan internasional maupun segala resolusi Dewan Keamanan PBB".

Kapal kargo MV. Chariot, yang berbendera Santo Vincent and Grenadines, berlayar dari St. Petersburg menuju Pelabuhan Latakia, Suriah, ketika kapal itu sempat ditahan dan diperiksa di Pelabuhan Larnaka, Cypriot karena diduga memuat senjata. Kapal kembali diizinkan meninggalkan pelabuhan selama sekitar satu jam setelah awak kapal menjelaskan akan mengubah tujuannya dan tidak berlayar menuju Suriah.

Media Turki mengabarkan sehari kemudian bahwa kapal tersebut berlabuh di Pelabuhan Tartus, Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com