Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Etnis Ancam Sudan

Kompas.com - 21/01/2012, 03:53 WIB

JUBA, Jumat - Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (20/1), memperkirakan, sedikitnya 120.000 warga Sudan selatan terancam kelaparan dan harus mengungsi menyusul kekerasan etnis di Negara Bagian Jonglei. Negara terbaru di dunia itu sangat membutuhkan bantuan.

”Kekerasan di Jonglei belum berhenti. Baru dua pekan lalu kami meluncurkan operasi darurat besar-besaran untuk menolong 60.000 orang. Akibat serangan terakhir, kami estimasikan jumlah korban yang membutuhkan bantuan menjadi dua kali lipat,” kata Lise Grande, koordinator bantuan kemanusiaan PBB di Juba, ibu kota Sudan selatan.

Jumlah penduduk yang terpengaruh bisa melonjak akibat aksi balas dendam berdarah yang terus terjadi. Grande mengatakan, pihaknya menyiapkan bantuan hingga 180.00 orang.

Serangan terakhir terjadi awal pekan ini di desa

Duk Padiet. ”Sedikitnya 80 orang dilaporkan tewas dan 300 rumah terbakar,” ujar Grande. Program Pangan Dunia (WFP) memperkirakan 90.000 orang membutuhkan bantuan makanan segera.

Serangan berdarah antardua suku yang bermusuhan meningkat dramatis di Jonglei yang sebagian besar penduduknya berada di bawah garis kemiskinan. Penculikan ternak hingga pembunuhan warga suku berlawanan mewarnai pertikaian itu.

Merampok ternak

Awal bulan ini sekitar 8.000 pemuda bersenjata dari etnis Lou Nuer menyerbu kampung Pibor, tempat tinggal etnis Murle yang mereka tuduh merampok ternak mereka. Para penyerang bahkan mengancam untuk menghabisi rival mereka.

Pekerja kemanusiaan yang mengunjungi lokasi mengatakan, mereka melihat korban yang hangus terbakar di desa dan jasad yang membusuk bergeletakan di pinggir jalan yang terbunuh saat berusaha melarikan diri.

Namun, PBB belum dapat memperkirakan korban tewas dari suku Murle dalam kekerasan tersebut. Kelompok hak asasi manusia masih menghitung jumlah korban tewas dan memperkirakan jumlahnya mencapai ribuan orang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com