Denpasar, Kompas
Kedatangan 14 anak buah kapal (ABK) ini langsung disambut haru para anggota keluarganya yang menjemput di depan terminal internasional bandara. Sebagian besar ABK yang tiba dengan pesawat Qatar Airways pada petang kemarin tampak kelelahan dan enggan diwawancarai.
”Saya senang bisa kembali bertemu keluarga. Mungkin saya akan beristirahat dulu sementara waktu sebelum berlayar lagi,” kata I Wayan Seri Nadi, salah satu ABK. Ia menceritakan bahwa ABK seperti dirinya sudah terlatih untuk menghadapi hal itu sehingga tidak membuatnya jera untuk berlayar lagi.
Sementara itu, salah satu ABK asal Bali, I Nyoman Juniarta (30), masih berada di Italia dan belum diketahui kepulangannya. Ia mengalami patah tulang di kedua kaki dan cidera di bagian punggungnya. ”Untuk itu, dia butuh waktu lama (untuk penyembuhan), mungkin bisa dua bulan lagi,” kata Sekretaris Regional Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) I Dewa Nyoman Budiasa.
Ayah dari Juniarta, I Wayan Mirka (57), kini resah karena ia tidak bisa menjenguk anaknya tersebut. Ia tidak memiliki paspor dan semua persyaratan untuk dapat pergi ke Italia. ”Tapi, anak saya itu sudah menelepon saya dan sangat ingin saya datang,” katanya.
Oleh karena itu, Balai Pelayanan Penempatan, dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Denpasar dan KPI sedang mengusahakan untuk mengurus persyaratan tersebut. Sementara itu, biaya perjalanan akan ditanggung oleh pihak kapal pesiar.
Menurut Budiasa, hari Selasa pekan depan kemungkinan baru diurus karena ada libur akhir pekan. Pengurusan persyaratan ini akan dipermudah karena sangat mendesak. ”Satu atau dua hari sudah selesai,” kata Budiasa. Mirka rencananya akan pergi ke Italia berdua bersama keponakannya.