Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Skype dan Apple Jadi Inspirasi Software Lokal

Kompas.com - 20/01/2012, 08:30 WIB

Layanan ini seperti yang dilakukan Skype yaitu memberikan layanan gratis untuk semua pengguna, tapi akan dikenakan biaya saat akan menelpon telepon rumah. Atau bisa saja mirip dengan yang dilakukan Google yaitu memberikan semua layanan secara gratis dan Google akan menerima kompensasi dari iklan.

Kalau di Andal, saya ingin seperti di Skype. Karyawan yang dimiliki Skype hanya sekitar 1.000 orang, tapi pendapatannya sekitar 28 miliar dollar AS. Jumlah pendapatannya pun kian bertambah, tapi karyawannya pun tetap.Tampaknya Skype ingin lebih menyejahterakan karyawannya per orang.

Karyawan di Andal pun cuma 30 orang. Dulu saya berpikir banyak karyawan maka perusahaan akan menang, tapi pikiran saya kemudian berubah. Lebih baik saya mengembangkan pembinaan karyawan, maka kita akan menang.

Kami juga ingin seperti Apple yaitu memberikan nilai tambah bagi penggunanya melalui layanan iTunes. Pengguna yang menginginkan aplikasi tertentu bisa mencari di App Store dan sekaligus harga yang cocok sesuai kantongnya.

Di Andal sendiri juga demikian, dalam dua tahun mendatang, kami tidak hanya menjual produk berupa aplikasi software saja, tapi juga menjual layanan lain seperti tes masuk untuk karyawan, assesment center, kegiatan training karyawan dan sebagainya.

Layanan seperti itu tidak dibuat oleh kita tapi kita akan bekerjasama dengan pihak ketiga. Kami akan menjualnya ke seluruh klien yang kami miliki sebelumnya. Sistemnya bagi hasil atau komisi dari paket yang kita berikan.

Saat ini konsumen Andal kebanyakan dari sektor industri manufaktur. Di tahun 2014 mendatang, pihak Andal menargetkan bisa membidik total klien sebanyak 500 perusahaan dengan harga layanan sebesar Rp 75-100 juta per produk.

Namun bila ingin mengajak pihak ketiga untuk berpartner, maka harga yang ditawarkan bisa lebih tinggi lagi.

Apa saran-saran Anda untuk wirausaha pemula terutama yang akan menerjuni bisnis software?

Saat ini sudah muncul banyak start up lokal di Indonesia. Memang ada yang bagus, tapi ada juga yang masih ikut-ikutan dari tren media sosial asing. Banyak juga yang membuat start up dan hanya niat untuk dijual.

Memang sah-sah saja para pebisnis pemula itu membuat start up dan berniat untuk menjual. Tapi alangkah lebih baik, bahwa start up lokal ini dikembangkan secara baik dan berusaha agar bisa menangguk keuntungan di masa mendatang.

Tapi bagi pebisnis pemula (apapun bidangnya), yang penting adalah produk, target pasar dan model bisnis.

Membuat produk atau jasa harus berbeda dengan yang lain, target pasar harus jelas dan kalau bisa harus yang mendatangkan banyak pelanggan. Sementara model bisnis bisa mencontoh dan memodifikasi dari model bisnis yang ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com