Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Tangkap Tiga "Penyusup" Gaza

Kompas.com - 20/01/2012, 06:13 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Pasukan Israel menangkap tiga orang Palestina ketika mereka berusaha memasuki negara Yahudi itu dari Jaur Gaza selatan, kata seorang juru bicara militer, Kamis (19/1/2012).

"Larut malam kemarin, tiga orang mendekati pagar perbatasan dari Gaza selatan untuk menyusup ke Israel. Mereka ditangkap oleh pasukan tak lama setelah menyeberang," kata juru bicara itu.

"Kami menemukan sebuah granat fragmentasi pada salah seorang dari mereka. Mereka ditangkap dan ditahan untuk diinterogasi," tambahnya.

Satu sumber keamanan Palestina mengklaim bahwa insiden itu hanya melibatkan dua orang dan mengatakan, mereka ditangkap kemarin malam di dalam wilayah Gaza oleh pasukan khusus Israel.

Menurut pejabat itu, pasukan Israel memasuki Rafah dan membawa dua warganya ke sebuah lokasi yang tidak diketahui dan tidak ada keterangan mengenai apa yang terjadi pada mereka.

Seorang saksi mengatakan kepada AFP, pasukan khusus menangkap dua pemuda, Akram dan Ismail al-Sufi, di dekat rumah mereka tidak jauh dari daerah perbatasan sebelah timur Rafah.

Juga pada Kamis, militer mengatakan, sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza menghantam daerah Eshkol, Israel selatan, tetapi tidak ada kerusakan atau korban.

Militer Israel mengatakan, sepanjang tahun ini hanya enam roket ditembakkan ke wilayah selatan negara itu.

Pada Rabu, serangan udara Israel di Jalur Gaza utara menewaskan dua warga Palestina dan mencederai satu orang.

Israel menyatakan, serangan itu ditujukan kepada sekelompok orang yang memasang bom di sepanjang perbatasan Gaza-Israel, tetapi para pejabat Palestina mengatakan bahwa mereka memasang perangkap untuk burung.

Serangan udara Rabu itu merupakan yang pertama pada 2012.

Bulan lalu, delapan orang tewas dalam serangkaian serangan udara Israel, enam di antaranya gerilyawan.

Kekerasan berlangsung di dan sekitar Gaza pada November, tetapi tidak memburuk ke tingkatan seperti yang terjadi pada 29-30 Oktober, yang menewaskan 12 gerilyawan Palestina dan seorang warga Israel.

Kelompok-kelompok pejuang Palestina menyatakan, mereka melaksanakan gencatan senjata yang ditengahi Mesir, tetapi akan membalas jika diserang Israel.

Daerah sekitar perbatasan Gaza relatif tenang selama beberapa pekan setelah gelombang kekerasan pascaserangan gerilya 18 Agustus di Israel selatan yang menewaskan delapan orang Israel.

Para pejabat Israel mengatakan, pelaku serangan itu berasal dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya dekat kota pesisir Laut Merah Eilat melalui Semenanjung Sinai Mesir.

Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu.

Suasana memanas antara Hamas dan Israel sejak serangan lintas batas itu. Sejumlah orang Palestina tewas dalam gempuran-gempuran udara Israel ke Gaza setelah itu.

Bulan Juli terjadi kenaikan dalam serangan roket dan proyektil lain yang ditembakkan dari Gaza ke Israel, mengakhiri bulan-bulan tenang setelah meletusnya kekerasan pada April ketika sebuah rudal anti-tank menghantam bus sekolah Israel, yang menewaskan seorang remaja.

Israel membalas serangan itu dengan gempuran udara yang menewaskan sedikitnya 19 orang Palestina dalam kekerasan mematikan sejak ofensif 22 hari di Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009.

Israel meluncurkan perang 22 hari itu dengan dalih untuk menghentikan serangan-serangan roket dan mortir.

Jumlah serangan dari wilayah kantong Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun 2010 hampir 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com