KOMPAS.com - Presiden Sudan Omar al-Bashir menyatakan dirinya siap berbicara lagi dengan presiden Sudan Selatan terkait sumber minyak bumi. Pembicaraan itu memanfaatkan mediasi Panel Implementasi Tingkat Tinggi Uni Afrika untuk Sudan (AUHIP). Bashir, sebagaimana warta Xinhua pada Kamis (19/1/2012) mengemukakan hal itu saat menyambut Menteri Luar Negeri Kenya Moses Wetangula di Khartoum. Wetangula sendiri membawa pesan dari Presiden Kenya Mwai Kibaki.
Kenya menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi Uni Afrika. Dalam pertemuan itu, masalah hubungan Sudan dan Sudan Selatan menjadi salah satu agenda.
Sebetulnya, kedua Sudan mendapat jadwal pembicaraan di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa pada Selasa lalu. Silang pendapat keduanya adalah Sudan Selatan menginginkan agar Sudan menghentikan pengambilalihan ladang minyaknya. Sudan Selatan minta agar ekspor minyaknya mendapat izin melalui pelabuhan Sudan.
Sebelum sengketa terjadi, kedua Sudan itu memang masih menjadi satu negara. Perpecahanlah yang membuat Sudan Selatan merasa produksi 750 barrel minyaknya per hari diambil oleh Sudan.