Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alam Pun Berduka untuk Kim Jong Il

Kompas.com - 19/01/2012, 15:05 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Kematian Kim Jong Il tidak hanya menimbulkan kesedihan bagi Korea Utara. Menurut kantor berita negara itu, alam pun menyatakan dukacita atas kematian Kim. Tingkah laku tak biasa ditunjukkan burung dan bunga ketika Kim meninggal, demikian dikatakan Korean Central News Agency (KCNA), Kamis (19/1/2012).

"Keajaiban alam" itu terjadi di Kedutaan Besar Korea Utara di Jerman pada 20 Desember, sehari setelah kematian Kim diumumkan. Menurut KCNA, seekor burung Titmouse hinggap selama satu jam di luar pintu masuk kedubes. Selama itu, burung berkicau itu mematuki kaca. Sementara itu, ada bunga mekar sepanjang masa berkabung yang berlangsung pada musim dingin itu.

"Sepertinya begitu mendengar kabar duka tentang kematian seseorang yang luar biasa hebat, burung itu terbang ke tempat perkabungan (kedubes) untuk menyatakan belasungkawa, dan terbang lagi setelah melayat," demikian kantor berita Pemerintah Korea Utara itu melaporkan. KCNA menambahkan, bunga itu mekar penuh di udara musim dingin untuk mengungkapkan dukacita atas kematian Kim.

Menurut KCNA, bukan hanya dua kejadian itu yang menunjukkan kesedihan alam atas meninggalknya Kim. Di dalam negeri, sejumlah hewan juga menunjukkan tingkah laku yang tidak biasa selama masa perkabungan.

Salah satunya seekor burung sejenis merpati yang dilaporkan "menyingkirkan" salju yang menutupi patung Kim. Begitu juga dengan burung hantu dan burung bangau Manchuria yang menunjukkan sikap bersedih. Di Gunung Paekdu, tempat kelahiran Kim, terjadi retakan es yang menimbulkan suara bergemuruh, sementara di Puncak Jong Il di gunung itu terlihat nyala api.

Berbagai propaganda untuk mengultuskan dinasti Kim terus didengungkan sejak negara Korea Utara dibentuk pada 1948 oleh Kim Il Sung. Tak jarang propaganda-propaganda itu memasukkan unsur supranatural.

Pascakematian Kim Jong Il, putra bungsunya, Kim Jong Un, menggantikannya. Pemuda yang belum berusia 30 tahun itu pun sudah dihujani puja-puji luar biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com