KOMPAS.com - Unjuk rasa pekerja dan masyarakat madani Nigeria terbilang terkendali. Pihak Kongres Pekerja Nigeria (NLC) mengemukakan hal itu. Menurut warta Xinhua pada Senin (16/1/2012), ekspresi warga itu memang berkait dengan kebijakan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah Nigeria. "Unjuk rasa terkendali," begitu kata Presiden NLC Abdulwaheed Omar sembari menampik klaim kalau unjuk rasa itu kental dengan aroma politik dalam negeri.
Unjuk rasa antikebijakan pemerintah itu memang sudah berangsur susut sejak Jumat (13/1/2012). Alhasil, Nigeria pun terganggu perekonomiannya. Banyak bangunan terbakar dan kegiatan pasar sementara mandek.
Demonstrasi memang tidak terbatas di ibu kota, Abuja. Aksi protes itu merebak pula ke pelbagai negara bagian macam Kano, Kaduna, Oyo, Niger, Adamawa, Yobe, dan Kogi. "Kami menekankan, warga Nigeria harus kembali beraktivitas seperti biasa," katanya.
Sampai kini, negosiasi antara pihak pekerja serta masyarakat madani versus pemerintah memang belum menemukan kata sepakat. Kondisi ini memungkinkan munculnya kembali unjuk rasa. "Unjuk rasa mesti dijalankan dengan suasana tertib," lagi-lagi Abdulwaheed Omar mewanti-wanti.