Damaskus, Senin -
”Jelas bahwa misi pemantauan di Suriah hanya menutupi kekerasan yang dilakukan rezim Suriah, dengan memberi mereka waktu dan peluang untuk membunuh rakyat kami dan memberangus kehendak rakyat,” ujar juru bicara Ikhwanul Muslimin, Zuhair Salem.
Seusai bertemu dengan Dewan Nasional Suriah yang beroposisi di Ankara, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu, lewat juru bicaranya, mendesak oposisi meneruskan perjuangan secara damai.
”Oposisi Suriah menuntut demokrasi, dan kami meminta mereka melakukan ini dengan jalan damai,” ujar juru bicara itu.
Meski dikecam sejumlah pihak karena dianggap tak berhasil menghentikan kekerasan yang dilakukan tentara Pemerintah Suriah, Liga Arab memberikan lampu hijau kepada tim pemantau untuk jalan terus. Bahkan, pertemuan Komite Menteri Liga Arab di Kairo, Mesir, memutuskan menambah anggota pemantau menjadi 300 orang, dari saat ini yang berjumlah 163 orang.
Komite ”memutuskan memberi tim pemantau Liga Arab waktu yang cukup untuk melanjutkan misi sesuai protokol”. Waktu yang ditentukan adalah satu bulan dan dapat diperbarui dengan persetujuan kedua belah pihak.
Komite juga sepakat menambah jumlah pemantau dan akan meminta ”bantuan teknis dari Perserikatan Bangsa-Bangsa” untuk menghadapi kerusuhan yang diklaim menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Komite juga mendesak Damaskus agar ”mengimplementasikan komitmen mereka secara penuh” di bawah program Liga Arab, dan meminta semua pihak ”segera menghentikan segala bentuk kekerasan”.
Keputusan itu dinilai gerakan bawah tanah Komisi Umum Revolusi Suriah sebagai ”tidak sesuai harapan”. Menurut gerakan tersebut, Liga Arab seharusnya mengambil langkah yang diperlukan untuk menghentikan kekerasan atau mengaku gagal.
Ketua tim pemantau, Jenderal Mohammed Ahmed Mustafa al-Dabi, dijadwalkan menyampaikan laporan hasil kerja timnya dan komitmen Suriah untuk memenuhi rencana damai Liga Arab pada 19 Januari.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassem al-Thani, yang memimpin pertemuan, mengatakan, laporan awal tim pemantau menyebutkan ”pembunuhan sudah berkurang. Namun, satu pembunuhan pun masih terlalu banyak”.