KOMPAS.com — Ketimbang memanaskan situasi di kawasan Selat Hormuz, Uni Emirat Arab (UEA) menyiapkan langkah antisipasi. Negeri kaya minyak itu, seturut warta AP dan AFP pada Senin (9/1/2012), tengah membangun jalur pipa minyak di pantai timurnya. "Pipa akan kelar enam bulan lagi pada Mei atau Juni tahun ini," kata Menteri Energi UEA Mohammad bin Dhaen al-Hameli.
Posisi pipa itu memang menjauhi Selat Hormuz. Dengan demikian, terang al-Hameli, UEA dapat terus mengekspor minyaknya meski Iran menutup selat strategis itu.
Jalur pipa minyak itu bernama Habshan-Fujairah yang berkapasitas 1,5 juta barrel per hari. Awal pipa itu adalah lapangan minyak Abu Dhabi. Sementara akhirnya adalah Fujairah di Teluk Oman. UEA membangun konstruksi pipa sepanjang 360 kilometer itu sejak 2008. Kini, UEA memproduksi 2,5 juta barrel minyak per hari.
Pipa minyak, imbuh al-Hameli, adalah solusi UEA dalam jangka pendek. Menurutnya, kebutuhan terbesar andai terjadi krisis di Timur Tengah adalah jaringan pipa minyak yang saling berhubungan agar ekspor minyak tetap berjalan sebagaimana mestinya. "Jaringan pipa minyak itu saat ini cuma bisa dimanfaatkan oleh UEA," demikian Mohammad bin Dhaen al-Hameli.