Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China dan Korsel Cermati Korut

Kompas.com - 09/01/2012, 16:46 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Kunjungan Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-Bak ke China sejak kemarin membawa misi yang berkaitan dengan kondisi kawasan Semenanjung Korea. Di Beijing, Myung-Bak berbicara dengan Presiden China Hu Jintao soal transisi kepemimpinan di Korea Utara (Korut) pascameninggalnya pemimpin Kim Jong-Il.

Menurut catatan Xinhua pada Senin (9/1/2012), China dan Korsel menaruh khawatir terjadinya pertarungan kekuasaan di Korut. Sementara, Pyongyang memiliki potensi senjata nuklir. "Presiden Lee Myung-Bak dan Presiden Hu Jintao akan melakukan diskusi mendalam mengenai bagaimana  memperbarui kerja sama dan kemitraan strategis antara kedua negara serta bekerja sama demi perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea", kata Kantor Kepresidenan Korsel.
   
Sementara, China, sekutu terdekat Korut dan mitra ekonomi terbesar, telah memberikan dukungan kepada pemimpin baru, putra bungsu Kim, Kim Jong-Un, karena berusaha untuk menjaga stabilitas dan mencegah banjir pengungsi yang tumpah di perbatasannya.
   
Korut telah mengecam keras para pemimpin Korsel sejak Kim Jong-Un dinyatakan sebagai  "pengganti besar" ayahnya. Korut pun mengancam balasan yang tak ditentukan terhadap  Seoul untuk penghinaan yang dirasakan selama mereka berkabung resmi untuk Kim.
   
Sementara, baik Le Myung-Bak maupun Hu Jintao juga diperkirakan akan mengumumkanperundingan-perundingan perjanjian perdagangan bebas antara negara mereka akan dimulai pada semester pertama tahun ini, kata surat kabar China Daily, mengutip seorang pejabat kementerian perdagangan yang tidak disebutkan namanya.
   
Meningkatnya jumlah kapal China yang ditangkap karena melakukan penangkapan ikan ilegal di Laut Kuning juga kemungkinan akan dibahas. Beberapa waktu lalu, seorang nelayan China dituduh melakukan penusukan fatal seorang penjaga pantai Korea Selatan selama serangan bulan lalu. Kematian kedua penjaga pantai di tangan nelayan China dalam waktu kurang dari empat tahun itu memicu kemarahan meluas di Korsel.
   
Penangkapan ikan ilegal oleh kapal-kapal China di perairan umum Korsel, setidaknya menyita 475 kapal atau perahu pada tahun lalu dibandingkan dengan 370 pada tahun 2010.
   
Lee juga akan bertemu Perdana Menteri Wen Jiabao dan Ketua Kongres Rakyat Nasional Wu Bangguo selama kunjungan tiga hari ke Beijing.
   
Perjalanannya itu terjadi setelah Kurt Campbell, Asisten Menlu Amerika Serikat untuk Asia Timur dan Pasifik, mengadakan pembicaraan di Beijing pekan lalu dengan para pejabat  kementerian luar negeri China yang difokuskan pada stabilitas di Korut.
   
Campbell mengatakan ia mendesak China untuk menekankan perlunya Korut, sekutu dekat China, untuk menahan diri. "AS juga menekankan bahwa Korea Utara harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Selatan dan untuk mematuhi kewajiban dan komitmen internasional", kata Campbell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com