Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaut Iran Ditolong AS

Kompas.com - 08/01/2012, 05:05 WIB

TEHERAN, SABTU - Di tengah ketegangan dan saling mengancam antara Iran dan Amerika Serikat, pasukan Angkatan Laut AS berhasil menyelamatkan 13 pelaut Iran yang sudah berminggu-minggu disandera para perompak di Laut Arab. Pemerintah Iran menyambut baik ”langkah positif” AS tersebut.

”Kami memandang tindakan pasukan AS menyelamatkan nyawa para pelaut Iran sebagai langkah kemanusiaan dan positif, dan kami menyambut baik langkah itu. Menurut kami, semua negara harus menunjukkan perilaku (positif) semacam itu,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, kepada stasiun televisi berbahasa Arab, Al-Alam, di Teheran, Sabtu (7/1).

Aksi penyelamatan tersebut terjadi pada Kamis pagi di perairan Laut Arab, sekitar 282 kilometer sebelah tenggara ibu kota Oman, Muskat. Saat itu, gugus tempur kapal induk USS John C Stennis dari Armada Kelima AL AS mendapat sinyal darurat dari sebuah kapal berbendera Bahama di Laut Arab.

Menurut komandan gugus tempur USS John C Stennis, Laksamana Pertama Craig S Faller, salah satu kapal pengiring kapal induk tersebut, yakni kapal perusak berpeluru kendali USS Kidd (DDG-100), mengirimkan tim ke lokasi kapal Bahama itu.

Di lokasi, tim AL AS melihat enam orang berada di dalam sebuah perahu kecil di sebelah kapal dan sedang membuang benda-benda mirip senjata. Pasukan AS turun mengecek, tetapi tidak ditemukan bukti pembajakan. Perahu tersebut akhirnya dibebaskan, tetapi terus dibuntuti dengan helikopter.

Perahu tersebut ternyata mengarah ke kapal berbendera Iran bernama Al-Mulahi. Pembicaraan antara pasukan AS dan kapten kapal Iran, yang berbicara dalam bahasa Urdu, mengungkapkan bahwa kapal tersebut dikuasai oleh para perompak.

”Mereka ketakutan. Mereka memohon agar kami datang dan naik ke kapal mereka. Kami meyakinkan mereka akan mengirim pasukan kami,” tutur Commander (setara letnan kolonel) Jennifer L Ellinger, komandan kapal USS Kidd.

Saat pasukan AS naik ke kapal tersebut, para perompak bersembunyi di salah satu ruang kapal. Namun, mereka akhirnya ditangkap tanpa perlawanan setelah para pelaut Iran menunjukkan posisi persembunyian mereka.

Kapten kapal Iran, Mahmed Younes (28), mengaku mereka dibajak para perompak pada akhir November. Sejak itu, kapal mereka dijadikan kapal komando untuk membajak kapal-kapal lain. Mereka mengaku hidup menderita selama disandera para perompak dan terpaksa mencari makanan dengan memancing ikan.

Ironi

Pasukan AS memberi para pelaut itu bahan makanan, air minum, dan bahan bakar agar mereka bisa kembali ke Iran. Sementara ke-15 perompak yang ditangkap kemudian ditahan di USS John C Stennis.

Ironisnya, kapal induk tersebut merupakan kapal induk yang menjadi sasaran ancaman petinggi militer Iran pekan lalu. Waktu itu, Kepala Staf Angkatan Darat Iran Brigadir Jenderal Ataollah Salehi mengancam, pihaknya akan mengambil tindakan apabila kapal induk itu kembali ke kawasan Teluk Persia.

Para awak kapal Iran yang diselamatkan itu diduga tidak tahu perkembangan ketegangan terakhir antara Iran dan AS, dan ironi ini dimanfaatkan oleh pihak AS.

”(Peristiwa) ini menjelaskan kepada pihak Iran bahwa meski mereka sering mencoba memprovokasi kami, Amerika Serikat akan bertindak sebagaimana seharusnya dengan cara yang paling bertanggung jawab dan manusiawi dalam situasi seperti ini,” papar Menteri Pertahanan AS Leon Panetta.

Wartawan The New York Times, yang mengikuti perjalanan USS John C Stennis dan ikut naik ke kapal Al-Mulahi, mengatakan, para awak kapal Iran itu sangat gembira menyambut pasukan AS.

”Kalian bagaikan dikirim oleh Tuhan,” tutur salah seorang pelaut Iran, Fazel Ur Rehman (28), kepada prajurit AS yang menolongnya.

Para pelaut juga disebutkan sangat gembira mendapat hadiah topi bertuliskan USS Kidd. ”Begitu kami melepas mereka, mereka pergi dengan sangat gembira, melambaikan tangan kepada kami sambil mengenakan topi bisbol kapal USS Kidd,” ungkap Faller.

Meski demikian, kabar ini tidak sepenuhnya disambut positif di Iran. Kantor berita Fars, yang dikabarkan dekat dengan pihak Garda Revolusi Iran, menganggap aksi penyelamatan itu hanyalah rekaan yang sengaja dirancang.

”Ada kecurigaan dan keraguan dalam aksi Amerika ini, yang terkesan seperti sudah diatur sebelumnya. Ini seperti sebuah film Hollywood, dengan tempat yang sudah ditentukan dan aktor-aktor yang sudah disiapkan,” tutur Fars. (AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com