Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Protes Menjadi Medan Kekerasan, Seorang Tewas

Kompas.com - 05/01/2012, 02:21 WIB

Lagos, Rabu - Aksi protes massa menolak penghapusan subsidi harga bahan bakar minyak di Nigeria berubah menjadi kekerasan. Terjadi kerusuhan di beberapa kota, Selasa (3/1), diwarnai bentrokan antara polisi dan demonstran hingga seorang pria tewas akibat terkena gas air mata di kota Ilorin.

Salah satu pemimpin serikat pekerja menilai langkah pemerintah federal yang tidak populer itu sebagai ”tidak bermoral dan politik bunuh diri”. Dia mendesak warga menolak ”dengan berbagai upaya dan sekuat tenaga”. Aksi protes hari Selasa itu menunjukkan, emosi massa akan semakin tidak terkendali jika mereka dalam kondisi tertekan.

Protes massa dimulai sejak Senin siang setelah pemerintah mengumumkan peniadaan subsidi BBM yang sebenarnya telah dinikmati warga selama dua dekade ini. Sayangnya, aksi protes kemudian berubah menjadi kekerasan karena massa mulai beringas merusak dan membakar beberapa stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU).

Di kota komersial Lagos, massa merusak SPBU, mengintimidasi pemilik atau pengelola, dan mengusir pekerjanya. Massa melarang mereka menjual BBM dengan harga mahal. Sejak subsidi dihapus, Senin, BBM dijual 150 naira (0,92 dollar AS) per liter, dari harga normal 60 naira.

Massa juga menyerang tentara yang sedang membantu polisi mengawasi jalannya aksi itu. Kondisi ini sekaligus memperlihatkan betapa rapuhnya keamanan dan perdamaian di Nigeria. Kekerasan itu bisa menyeret kekerasan ikutan di negara berpenduduk paling padat di Afrika, yakni sekitar 167 juta jiwa.

Seorang pemuda melemparkan jeriken berisi pelumas mesin dari rak di sebuah SPBU dan mencoba merusaknya. Pemimpin Serikat Pekerja dan Ketua Front Aksi Bersama, Dipo Fashina, berhasil mencegah pemuda itu, tetapi dia kemudian menyalakan api unggun di tengah jalan raya utama. Hal itu menyulut emosi massa untuk terus melakukan aksi protes menentang penghapusan subsidi.

Aktivis lainnya berpawai sambil menyanyikan lagu-lagu pionir Afrobeat terakhir Fela Anikulapo Kuti yang berjuang melawan ketidakadilan akibat kekuasaan militer di Nigeria. Putra sang musisi, yakni Seun, berjalan telanjang dada di antara demonstran lain, seperti ayahnya dulu.

Saksi mata di Lagos mengatakan, protes dimulai saat aktivis mengusung spanduk dan berjalan menyusuri tol utama. Tidak lama berselang, para pemrotes yang marah menyalakan api unggun dan merusak tiga SPBU. Seorang pria terluka lalu berlari sepanjang jalan sambil berteriak, ”Polisi menembak saya, bawa saya ke rumah sakit!”

Makan korban

Di pusat kota Ilorin, aksi protes berubah menjadi kekerasan. Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa hingga menewaskan seorang pria. Dalam sebuah pernyataan pada Selasa petang, Kongres Buruh Nasional Nigeria mengecam polisi. Kekerasan senjata oleh polisi itu dinilai melanggar hak asasi manusia.

Juru bicara kepolisian Negara Bagian Kwara, Dabo Yehezkiel, menyangkal pria itu tewas akibat ditembak polisi. Dia mengatakan, pria itu tewas akibat ditikam tukang ojek yang marah. Yehezkiel tidak bisa menjelaskan apa yang memicu serangan dari tukang ojek itu. Beberapa warga menuturkan polisi berbohong.

Subsidi BBM oleh pemerintah sudah berlaku sejak dua dasawarsa ini. Ekonom menyikapi secara kritis bahwa subsidi itu lebih banyak menguntungkan para agen dan importir BBM serta para politisi korup. Tetapi di satu sisi, rakyat menilai subsidi masih diperlukan karena sangat tepat untuk membantu rakyat miskin.

Presiden Goodluck Jonathan mengatakan, subsidi adalah bagian dari reformasi ekonomi negara. Pemerintah mengatakan akan menggunakan 8 miliar naira untuk keperluan mendesak, yakni perbaikan infrastruktur yang dibutuhkan rakyat, sebagai kompensasi atas penghapusan subsidi harga BBM itu.

Kerusuhan terkait protes atas kenaikan harga BBM akan memperparah kesengsaraan warga Nigeria. Jonathan telah memberlakukan negara dalam keadaan darurat pada akhir pekan lalu, di daerah korban kekerasan akibat ulah kelompok Boko Haram.

Nigeria—anggota OPEC yang memproduksi sekitar 2,4 juta barrel minyak mentah per hari—adalah pemasok utama minyak ke AS. Hampir semua produk minyak yang diimpor setelah lama tersangkut korupsi, mismanajemen, dan kekerasan.

(AP/AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com