Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teriakan Hukuman Mati untuk Mubarak

Kompas.com - 04/01/2012, 04:15 WIB

KAIRO, KOMPAS.com -- Ratusan keluarga korban revolusi Mesir pada Selasa berunjuk rasa di luar gedung Akademi Kepolisian di Kairo, tempat mantan Presiden Hosni Mubarak diadili. Dalam aksinya, mereka meminta agar mantan orang kuat itu dihukum mati.
    
"Mubarak pembunuh, hukuman mati adalah balasan setimpal," demikian antara lain yel-yel yang diteriakkan para keluarga korban.
    
Mubarak bersama dua anaknya, Alaa dan Galam, serta mantan mantan Menteri Luar Dalam Nenegeri Habib Al Adly dan perwira kepolisian diadili atas dakwaan pembunuhan terhadap sedikitnya 850 demonstran dalam unjuk rasa hebat pada awal tahun ini.
    
Selain dakwaan pembunuhan demonstran, para terdakwa juga didakwa melakukan ekspor gas ke Israel dengan harga murah dan pencucian uang negara.
    
Persidangan sebelumnya diadakan pada Senin (2/1/2012) setelah dimulai lagi pada pekan lalu menyusul ditunda selama 100 hari.
    
Persidangan yang dipimpin hakim keta Ahmed Refat itu dilakukan tertutup dari publik, berbeda dengan  persidangan awal yang disiarkan langsung oleh media massa elektronik setempat. Semua wartawan elektronik dan cetak dalam pengadilan kali ini dilarang memasuki ruang persidangan.
    
Mubarak yang mengundurkan diri pada 11 Februari lalu diadili di tengah pemilihan umum anggota parlemen saat ini.
    
Pemilu tahap ketiga atau terakhir dimulai pada Selasa (3/1/2012) di sembilan provinsi, yaitu di Kalyubiah, Garbiyah, Dakhaliyah, Almenia, Qena, Wadi Aljadid, Marsa Matruh, Sinai Utara dan Sinai Selatan.
    
Pemilu anggota parlemen dua tahap di 14 provinsi termasuk ibu kota Kairo sebelumnya pada November dan Desember 2011 dimenangkan oleh kubu Islam dari Partai Hurriyah Wal Adalah -- Ikhwanul Muslimin, dan Partai Annur -- aliran Salafi.
    
Berbagai jajak pendapat menunjukkan bahwa pemilu tahap ketiga ini juga akan didominasi oleh kubu Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com