Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nigeria Kembali Bergolak

Kompas.com - 04/01/2012, 02:15 WIB

Lagos, Selasa - Nigeria, yang masih berduka akibat bom Natal 2011 oleh Boko Haram, kembali bergolak. Massa pengunjuk rasa yang marah, Selasa (3/1), mendatangi stasiun pengisian bahan bakar minyak, memprotes penghapusan subsidi BBM.

Massa turun ke jalan Abuja, ibu kota negara, dan kota komersial Lagos. Mereka mendatangi setiap stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) dan melarang para pemilik atau pengelola menjual BBM dengan harga tinggi. Massa yang lain menyalakan api unggun di jalan raya utama di Lagos.

Aksi itu memprotes keputusan pemerintah yang menghentikan subsidi BBM sejak Senin. Akibat penghapusan subsidi, harga BBM melonjak tinggi, lebih dari dua kali lipat harga normal, yakni naik menjadi lebih dari 150 naira (0,92 dollar AS) per liter. Harga normal sebelum penghapusan subsidi adalah 60 naira per liter.

Pemrotes, termasuk serikat pekerja, beraksi sejak Senin. Mereka terus berpawai mengendarai sepeda motor mendatangi setiap SPBU. Mereka marah dan mengacak-acak fasilitas yang ada, lalu memerintahkan petugas menghentikan penjualan BBM.

Para pemimpin oposisi, serikat pekerja, dan kelompok hak asasi manusia setempat mengecam tindakan regulator bahan bakar negara. Kenaikan harga BBM diprotes karena akan memicu kenaikan harga barang pokok lainnya, yang berarti akan membuat rakyat semakin miskin. Padahal, mayoritas warga yang berpenghasilan kurang dari 2 dollar AS per hari sudah menderita akibat mahalnya komoditas dasar.

Ekonom telah lama berpendapat, penerapan subsidi BBM sangat korup dan boros. Uang subsidi dari Departemen Keuangan hanya mengalir masuk ke kantong sekelompok importir bahan bakar yang sudah kaya. Importir kaya itu semakin kaya.

Penghapusan subsidi tetap menjadi isu politik yang eksplosif. Banyak warga melihat subsidi sebagai satu-satunya cara yang baik dan bermanfaat bagi mereka dari negara penghasil minyak mentah utama itu. Dengan subsidi, mereka seperti mendapat bagian dari hasil minyak negara.

Banyak SPBU di Abuja dan Lagos ditutup sejak Senin. Sementara ini mereka menunggu untuk mengetahui bagaimana menyesuaikan harga. SPBU yang buka padat oleh antrean konsumen, dan setiap SPBU menjual hingga 150 naira atau naik dari harga sebelumnya, 60 naira. ”Ini kado Tahun Baru terburuk dari pemerintah,” kata David Akpe, pengendara sepeda motor yang antre di sebuah SPBU di Abuja.

Penghapusan subsidi BBM, oleh Presiden Goodluck Jonathan dikatakan sebagai bagian dari reformasi ekonomi negara. Penghapusan subsidi itu justru diberlakukan saat negara masih dalam status siaga satu menyusul serangan kelompok Boko Haram, yang disebut juga sebagai sayap Al Qaeda di Afrika Barat.

”Jangan mendorong kami untuk turun ke jalan-jalan karena kami pernah turun ke jalan untuk mendukung Anda menjadi presiden. Kami pun tak ingin turun ke jalan lagi hanya untuk menurunkan Anda dari jabatan presiden,” kata Konferensi Partai Politik Nigeria (CNPP), sebuah kelompok payung oposisi, dalam sebuah pernyataan.

Menanggapi seruan dari pengunjuk rasa itu, sekitar 500 orang pun berpawai di Kano, Nigeria utara, sambil mengusung spanduk ”Tolak Penghapusan Subsidi” dan ”Jonathan ingin membunuh warga Nigeria”.

Unjuk rasa juga terjadi di sebuah daerah di sekitar Eagle Square di pusat kota Abuja. Polisi lalu membubarkan aksi dengan menembakkan gas air mata dan menangkap beberapa orang yang dianggap sebagai provokator.

Jonathan menegaskan, dia telah membentuk sebuah komite untuk memastikan uang yang dipakai sebagai subsidi selama ini digunakan dengan baik. Banyak warga Nigeria menduga uang subsidi hanya digunakan untuk kepentingan politisi korup. Ketua Senat Enyinnaya Abaribe mengatakan, penghapusan subsidi belum final dan masih ada peluang untuk dipersoalkan.

(REUTERS/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com