Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Ada Upaya Provokasi dalam Kasus Sampang

Kompas.com - 03/01/2012, 19:27 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) menduga ada pihak yang mencoba memprovokasi masyarakat dalam kasus pembakaran terhadap masjid, madrasah, dan rumah kelompok Syiah di Desa Karang Gayam, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Dalam kasus tersebut dinilai tidak ada hubungannya dengan perbedaan ajaran agama tertentu.

"Ini adalah murni konflik keluarga. Jadi, jika sampai bisa pecah seperti kemarin, pasti ada kepentingan pihak lain. Besar kemungkinan ada pihak ketiga yang memprovokasi, karena sebelumnya terjadi konflik keluarga itu," ujar Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirodj di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (3/1/2011).

Sebelumnya, Bupati Sampang Noer Tjahja juga mengakui, kerusuhan tersebut sesungguhnya berakar dari masalah internal keluarga. Kebetulan di dalam keluarga itu ada yang menganut paham tertentu, sehingga menimbulkan perselisihan. Perselisihan semakin meruncing dan pecah menjadi kerusuhan.

Said Aqil mengatakan, seharusnya masalah internal tersebut dapat disikapi secara dewasa terlebih dahulu. Pasalnya, jika tidak, campur tangan dari beberapa pihak yang memang mempunyai tujuan merancang pertikaian dalam persoalan tersebut akan mudah terlaksana.

"Dan semua konflik, indikasinya, memang selalu ada campur tangan dari luar. Kalau atas nama agama, bisa pihak yang menjual nama agama. Kalau LSM, pasti yang punya jaringan luar negeri. Kalau mazhab, pasti mazhab yang ingin tampil. Padahal, kita ketahui Syiah itu datang sejak lama di Indonesia, bahkan KH Hasyim Asy'ari tidak pernah menyinggung soal itu. Jadi, ini adalah tantangan agar masyarakat kita lebih dewasa," katanya.

Oleh karena itu, Said Aqil mengharapkan agar masyarakat Sampang tidak lagi terprovokasi dengan permasalahan yang sama. Ia menilai, meski ada perbedaan di antara umat Islam, bukan berarti tindakan saling membenci dan permusuhan itu dibenarkan.

"Dan, yang terpenting itu adalah agama Islam sangat mengecam kekerasan, apalagi anarkis. Jangankan, sesama Islam, sesama nonmuslim juga kita harus tetap saling melindungi. Sikap PBNU tegas, yakni mengecam segala tindakan kekerasan ini," kata Said Aqil.

Seperti diberitakan, Kamis (29/12/2011) lalu, ratusan warga di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, membakar rumah warga yang menyebut dirinya sebagai kelompok Syiah. Sedikitnya ada empat rumah habis terbakar, termasuk sebuah toko, bangunan madrasah, dan musala.

Akibat kejadian itu, puluhan warga telah dievakuasi ke Kantor Kecamatan Omben. Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution di Jakarta, Senin (2/1/2012) kemarin mengungkapkan polisi telah menetapkan satu tersangka terkait kasus tersebut. Tersangka tersebut, kata Saud, adalah warga Desa Pandan berinisial M, yang dijerat dengan pelanggaran pasal 187 KUHP tentang pembakaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com