Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paman Jang, Kekuatan di Belakang Kim Jong-un

Kompas.com - 20/12/2011, 14:49 WIB

KOMPAS.com — Jang Song-taek digambarkan sejumlah pengamat sebagai kekuatan di balik takhta di Korea Utara setelah kematian "Pemimpin Tercinta" Kim Jong-il.

Namun siapakah Jang Song-taek? dan mengapa ia tampak punya pengaruh lebih di "Kerajaan Pertapa" itu ketimbang Kim Jong-un, putra Kim Jong-il yang masih 27 tahun dan penerus dinastinya itu?

Menurut para pengamat, Kim Jong-un, yang dijuluki sebagai "Penerus yang Agung" oleh media Korea Utara, telah dipersiapkan untuk mengambil alih Korea Utara, tetapi dipandang sebagai terlalu muda, belum teruji, dan belum siap untuk melangkah ke panggung besar sendirian. "(Kim) berusia 28 tahun pada 8 Januari, dan meskipun dia menyandang gelar jenderal, Korea adalah masyarakat yang memerhatikan usia dan senioritas," kata Scott Snyder dari lembaga think tank Dewan Hubungan Luar Negeri AS. "Jadi, gagasan dari orang yang berusia 28 tahun yang juga komandan militer sulit bagi orang luar untuk memahami dan masih harus dilihat apakah itu pada kenyataan awet."

Jang berusia 65 tahun dan merupakan bagian dari lingkaran dalam Kim Jong-il. Sejumlah orang menggambarkan dia sebagai tangan kanan "Pemimpin Tercinta" itu. Sejumlah pengamat mengatakan, ia telah bertindak sebagai mentor bagi Kim muda sejak ayahnya menderita stroke pada 2008, dan mungkin telah bertindak sebagai caretaker.

Namun, menurut para pakar Korea Utara kepada MSNBC, hubungan Jang dengan dinasti Kim tidak seluruhnya positif atau mulus. Ia semula disingkirkan dari koridor kekuasaan ketika ia mencoba untuk menikahi adik Kim Jong-il, yaitu Kim Kyong-hee. Tahun 1972, dia menikahi Kim Kyong-hee dan kemudian menjadi Wakil Ketua Komisi Pertahanan Nasional atau orang nomor dua dalam jajaran komando di Korea Utara. Demikian lapor MSNBC.

Namun antara tahun 2003 dan 2006, ia tampaknya telah mengecewakan Kim Jong-il. Diduga, menurut MSNBC, yang mengutip situs militer GlobalSecurity.org, itu karena ia berusaha menghimpun kekuatan. Ia kembali hilang dari pandangan publik.

"Dalam satu hal, biografi (Jang) mengingatkan saya pada Deng Xiaoping," kata analis Marcus Noland kepada MSNBC. "Mereka terus menyingkirkannya ke pedesaan dan ia terus datang kembali."

Jang kembali tahun 2007. Ia, lapor harian Korea Selatan Chosun Ilbo, mengepalai pos pengamanan publik di Partai Buruh.

Akankah Jang mendukung atau menantang Kim menuju tampuk kekuasaan? "Ada potensi ketegangan antara Kim Jong-un dan Jang Song-taek yang dapat mengakibatkan salah satu atau keduanya memicu krisis untuk membuktikan kekuasaan pemerintah yang baru terhadap para pemimpin senior lainnya, meskipun dalam jangka pendek tidak mungkin ada perebutan internal yang akan diungkapkan secara terbuka," kata Brittany Damora, analis Asia untuk lembaga konsultan risiko AKE yang berbasis di London, kepada Reuters.

"Saya mengantisipasi peningkatan ketegangan dalam kebijakan luar negeri dan, kemudian di bawah permukaan, dengan kebijakan yang tetap cenderung tidak menentu, ada kemungkinan serangan militer dalam skala kecil terhadap Korea Selatan," tambahnya.

Pandangan Damora senada dengan pakar Korea Selatan, Jae Ryoo-kihl dari University of North Korean Studies. "Ketegangan akan timbul antara Jang dan Kim Jong-ul karena Kim tidak akan punya pilihan selain berbagi sejumlah kekuasaan dengan Jang," kata Profesor Ryoo kepada The Associated Press.

Tahun lalu, menurut kawat-kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks, Kedutaan Besar AS di Seoul mengatakan, para ahli meragukan "Kim Jong-un akan mampu menggantikan ayahnya tanpa memicu ketidakstabilan di Utara. Ada yang berpendapat bahwa kurangnya pengalaman memimpin membuat dia tidak mungkin memenangkan dukungan dari elite yang berkuasa. Mereka sepakat adik ipar Kim Jong-il, yaitu Jang Song-taek, akan menjadi saingan kuat bagi Kim muda dan mungkin akan tergoda untuk menantang dia."

"Jang, meski tidak tampil mencolok pada konferensi partai tahun 2010 lalu, punya koneksi yang lebih luas dalam birokrasi Korea Utara," kata Snyder.

Jang juga mengantongi dukungan kuat di militer karena saudara-saudaranya, yaitu Jang Song-woo dan Jang Song-gil, memegang posisi penting di angkatan bersenjata. Demikian menurut peneliti Ryu Dong-Ryeol dari Institut Sains Polisi Korea Selatan kepada Chosun Ilbo, Juni lalu.

Kakak tertuanya, Jang Song-woo, menjadi Wakil Panglima dan Komandan Koprs Angkatan Darat Ketiga. Sementara itu, menurut Globalsecurity.org, adiknya, Jang Song-gil, seorang letnan jenderal dan komandan armada tank.

Dengan klaim Korea Utara bahwa negara itu punya armada tentara lima juta personel dan persenjataan nuklir dengan hulu ledak nuklir delapan buah, semua mata tertuju kepada Kim muda, apakah dia dapat tetap memegang kendali kekuasaan.

"Ada kekhawatiran nyata bahwa si pewaris, Kim Jong-un, tidak memiliki cukup waktu untuk membentuk aliansi yang diperlukan di negara itu demi mengonsolidasikan masa depannya sebagai pemimpin," kata analis Asia pada IHS Global Insight, Sarah McDowell, kepada Reuters.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com