Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 200 Orang Belum Ditemukan di Laut Selatan

Kompas.com - 19/12/2011, 03:38 WIB

TRENGGALEK, KOMPAS - Hingga Minggu (18/12) malam, baru 34 orang dari sekitar 248 penumpang kapal kayu yang pecah dan karam di perairan Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, ditemukan. Tim SAR gabungan dari berbagai pihak dikerahkan mencari korban melalui laut dan udara.

Musibah kapal yang membawa imigran gelap asal Iran, Turki, dan Afganistan itu terjadi sekitar 20 mil (32 kilometer) dari Pantai Prigi yang masuk kawasan Lautan Indonesia, Sabtu pukul 07.00.

Esmad Aldin (24), salah seorang korban selamat, mengatakan, jumlah penumpang kapal lebih dari 200 orang. Namun, ada yang mengatakan sebanyak 248 orang, belum termasuk awak kapal. Dalam rombongan itu terdapat laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Rombongan dalam perjalanan menuju Pulau Christmas, Australia.

Esmad mengakui, perahu yang mereka tumpangi itu sarat muatan atau kelebihan beban. Perahu itu adalah perahu kayu mirip milik nelayan lokal, tetapi memiliki dua lantai. Di tengah perjalanan, tiba-tiba perahu yang mereka tumpangi miring dan terguling. Saat kejadian, banyak penumpang berada di lantai atas. Mereka langsung meloncat ke air ketika perahu terguling.

Camat Watulimo Edi Supriyanto mengatakan, berdasarkan laporan dari nelayan tradisional yang menemukan korban, perahu terguling di tengah laut. Nelayan kemudian membawa korban ke pantai.

Perahu nelayan penolong tidak bisa membawa lebih banyak imigran karena khawatir kelebihan beban. Akibatnya, saat ditinggalkan, puluhan bahkan mungkin ratusan korban berupaya menggapai serpihan kapal.

Titik berangkat kapal hingga kini masih misteri. Esmad mengatakan, ia menempuh perjalanan dari Jakarta selama beberapa jam menggunakan bus, lalu sampai di tepi pantai dan berpindah dengan menumpang kapal nelayan. Namun, ia mengaku tidak tahu lokasi itu.

Kepala Puskesmas Watulimo Moro Prasetyo mengatakan, rata-rata para imigran menderita luka ringan, memar, dan dehidrasi berat. Satu orang depresi berat karena kehilangan anggota keluarga. Ia mengamuk dan marah-marah kepada wartawan.

Kepala Kantor Imigrasi Blitar Bambang Suhartono mengatakan, saat ini status para imigran adalah ilegal. Karena itu, mereka akan diproses secara hukum. Adapun kapal itu dibeli pengungsi dari nelayan Indonesia, tetapi belum jelas orangnya.

Pencarian korban dilakukan tim gabungan Kepolisian Resor Trenggalek, Polisi Air dan Udara Polda Jatim, tim search and rescue, serta nelayan tradisional Pantai Prigi, Desa Tasik Madu, Trenggalek. Kadispen Armatim Letkol (Laut) Yayan Sugiyana menambahkan, Minggu siang, kapal perang KRI Untung Suropati 872 beserta 50 personel dan 1 pesawat CASA berangkat ke lokasi kecelakaan untuk memperkuat tim pencarian korban.

Pencarian melalui udara dilakukan dengan helikopter BO 105 dan helikopter Colibri TNI AU dari Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, serta helikopter Basarnas yang berbasis di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.

Wakil Kepala Polda Jatim Brigadir Jenderal (Pol) Eddi Sumantri mengatakan, pencarian terkendala cuaca, yakni mendung dan gelombang laut setinggi 3 meter. (NIK/ODY/ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com