Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Rusia Masuk Serbia

Kompas.com - 16/12/2011, 19:10 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Konvoi bantuan kemanusiaan asal Rusia itu sempat tertahan beberapa hari di perbatasan Serbia-Kosovo. Pemicunya, selisih paham soal perbatasan.  Kendati begitu, tulis media AP dan AFP pada Jumat (16/12/2011), konvoi itu bisa masuk ke Serbia.

Kosovo, 90 persen penduduknya adalah etnik Albania. wilayah itu mengumumkan kemerdekaan dari Serbia pada 2008. Tetapi warga Serbia mendominasi satu daerah kecil utara yang berbatasan dengan Serbia dan tetap berfungsi sebagai bagian dari negara Serbia. Mereka menentang usaha-usaha pemerintah Kosovo memperluas kekuasaannya. Pertikaian itu menghambat Serbia untuk menjadi kandidat resmi bagi keangotaan Uni Eropa pekan lalu.
    
Sekitar 24 truk Rusia yang megangkut 300 ton bantuan untuk minoritas Serbia di Kosovo utara melintasi pos perbatasan Jarinje yang ditangani bea cukai dan polisi Uni Eropa (EULEX) dan pasukan perdamaian pimpinan NATO (KFOR),kata seorang saksi mata.
    
Dengan dikawal tiga jip EULEX, bersama dengan seorang tokoh gereja Ortodoks bantuan dari Perdana Menteri Vladimir Putin itu diserahkan kepada Palang Merah Serbia di kota Zvecan. "Kedua pihak menyetujui tuntutan bahwa konvoi bantuan itu harus dikawal EUREX bukan KFOR dan polisi Kosovo (Albania)," kata uskup Ortodoks Teodsije dalam satu siaran televisi.
    
Dubes Rusia untuk Serbia Aleksandar Konuzin, yang memimpin konvoi itu, sebelumnya menolak masuk Kosovo melalui perlintasan Merdare karena dikuasai pemerintah Kosovo. Sementara, Beograd dan Moskwa memang tak mengakui Kosovo.

Pintu gerbang perbatasan Jarinje adalah salah satu dari dua tempat penyebarangan yang jadi pusat sengketa sejak Juli. Kala itu, pemerintah Kosovo mengirim polisi untuk mengusainya. Tiga puluh tentara Jerman dan Australia dari KFOR cedera akibat kena tembakan senjata ringan dan bom bensin bulan lalu ketika mereka berusaha menyingkirkan satu penghadang jalan Serbia.
    
Kemerdekaan Kosovo diakui lebih dari 80 negara termasuk Amerika Serikat dan 22 dari 27 negara anggota Uni Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com