Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Perkasa, Rupiah Turun ke Level 9.100

Kompas.com - 15/12/2011, 10:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah melemah pada Kamis (15/12/2011) pagi menembus level Rp 9.100 per dollar AS dipicu dari spekulasi akan adanya penurunan peringkat kredit negara-negara zona Euro dalam waktu dekat.

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksi antarBank di Jakarta Kamis pagi bergerak melemah 40 poin ke posisi Rp 9.120 dibanding sebelumnya senilai Rp 9.080.

Pengamat pasar valuta asing Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, kamis mengatakan, hasil KTT negara Eropa pada pekan lalu belum menemui titik temu dalam menangani krisis utangnya sehingga muncul spekulasi penurunan peringkat negara-negara kawasan eropa. "Spekulasi itu mendorong mata uang dollar AS menguat terhadap mata uang dunia lainnya termasuk rupiah," kata dia.

Ia menambahkan, kecemasan terhadap resiko penurunan peringkat negara-negara zona Euro meredam permintaan mata uang dalam negeri. "Saat ini pelaku pasar uang lebih cenderung memegang dollar AS dikarenakan dapat menjaga nilai asetnya. Awalnya KTT di Eropa disambut baik pelaku pasar, namun hasil KTT itu tidak menghasilkan sentimen positif bagi pasar keuangan global," ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, sentimen negatif pasar keuangan kembali bertambah dengan aksi bank sentral AS yang tidak mengubah kebijakan moneternya. "Sinyal positif hampir tidak ada, akibatnya pelaku pasar cenderung ke mata uang dollar AS," kata dia.

Meski demikian, Rully mengatakan, Bank Indonesia (BI) akan masih menjaga nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing agar tidak melemah terlalu dalam.

Analis Monex Investindo Futures, Johanes Ginting menambahkan, meski permintaan lelang obligasi Jerman dan Italia cukup positif ternyata juga tidak mampu membendung kecemasan pasar. "Cukup suksesnya lelang obligasi negara itu pada hari Rabu kemarin belum dinilai positif pelaku pasar, faktanya pergerakan tersebut dilihat pelaku pasar sebagai peluang jual yang bagus," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com