KOMPAS.com - Pascaperang lantaran invasi Amerika Serikat (AS), Irak membuka diri untuk investasi asing. "Sekarang bukan lagi para jenderal tapi para pebisnis dan perusahaan yang berada di garis depan," kata Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki di Washington.
Sebagaimana warta AP dan AFP pada Rabu (14/12/2011), AS kini bersiap-siap menarik seluruh pasukannya dari Irak. "Keamanan di Irak makin meningkat," jaminnya.
Dalam kunjungan ke AS tersebut, Maliki mengajak serta sekitar 40 pebisnis Irak. Di hadapan Kamar Dagang AS, Maliki mengatakan ada banyak sektor di Irak yang sama menariknya seperti minyak, termasuk asuransi kesehatan, telekomunikasi, konstruksi, dan layanan keuangan. Investasi asing di Irak saat ini mencapai total nilai 70 miliar dollar AS.
Dia mengatakan kemungkinan bagi perusahaan AS adalah tak terbatas dan menjadi tempat terbaik ke Irak mengembangkan ekonomi. "Semua sektor ekonomi ada di sana, terbuka untuk pebisnis Amerika," kata Maliki.
Setelah bertemu dengan Maliki, Senin (12/12/2011), Presiden AS Barack Obama mengatakan dia yakin ekonomi Irak akan tumbuh bahkan lebih cepat dari angka pertumbuhan di India atau China.
Dia mengkonfirmasikan bahwa tidak ada pangkalan atau pasukan AS yang tersisa di Irak tahun depan. Tapi, Obama mengatakan bahwa AS tetap menjaga hubungan yang kuat dengan negara tersebut. "Kami memiliki investasi darah dan harta yang banyak di Irak," kata Obama.