Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembilan Juta Warga Sahel Terancam Kelaparan

Kompas.com - 13/12/2011, 09:50 WIB

DAKAR, KOMPAS.com - Lebih dari sembilan juta orang di lima negara di wilayah Sahel Afrika menghadapi krisis pangan tahun depan. Ancaman bencana itu muncul setelah curah hujan yang rendah, panen yang buruk, harga pangan tinggi dan penurunan kiriman uang dari para migran. Demikian menurut lembaga bantuan asal Inggris, Oxfam, Senin (12/12/2011).

Penduduk Mauritania, Niger, Burkina Faso, Mali dan Chad, beresiko sangat tinggi. Di lima negara itu cadangan pangan nasional sangat rendah dan harga  beberapa sereal utama menjadi 40 persen lebih tinggi dari rata-rata harga lima tahun. "Situasi pangan di wilayah itu sekali lagi mengkhawatirkan," kata Eric Bahaya, manajer  keadilan ekonomi regional Oxfam dalam konferensi pers di Dakar. "Kami berada dalam wilayah di mana kita hari ini memiliki defisit sereal sekitar 2,5 juta ton."

Di beberapa negara seperti Chad dan Mauritania, perkiraan menunjukkan penurunan dalam produksi sereal sekitar 50 persen, dibandingkan dengan produksi tahun lalu. Bahaya mengatakan, situasi yang paling mengkhawatirkan terjadi di Niger di mana enam juta - hampir separoh dari penduduknya - yang beresiko.

Di Mali, 2,9 juta orang tinggal di daerah yang mungkin terkena kekurangan pangan tahun depan, sementara di Mauritania 700.000 orang -lebih dari seperempat populasi- dilaporkan beresiko rawan pangan yang parah.

Badan Pangan Dunia PBB (WFP) memperkirakan antara lima sampai tujuh juta orang terpengaruhi oleh apa yang disebut iklim krisis dan membutuhkan bantuan mendesak, karena setidaknya satu juta anak di Sahel menghadap gizi buruk tahun depan. Risiko telah meningkat oleh berkurangnya pengiriman uang dari para kerabat mereka di berbagai negara setelah konflik di Libya dan Pantai Gading, kata Marietou Diaby, wakil kepala Oxfam di Mali.

"Banyak orang bergantung pada kiriman uang dari kerabat mereka di Libya untuk membeli makanan. Sebagai akibat dari perang di Libya, banyak kerabat telah kembali tanpa pendapatan. Itu berarti ada produksi makanan yang sangat sedikit dan ada sedikit atau tidak ada uang untuk mendapatkan makanan," kata Diaby.

Negara-negara di kawasan Sahel terus-menerus berjuang untuk memberi makan penduduknya. Tahun ini krisis di kawasan Tanduk Afrika menyebabkan lebih dari 13 juta orang berisiko kelaparan di Somalia, Etiopia, Kenya, dan Djibouti.

Oxfam mendesak pemerintah negara-negara Sahel untuk siap mengambil tindakan guna mencegah kekurangan pangan serupa dengan yang pernah terjadi pada 2005 dan 2010. Krisis pangan parah terakhir di wilayah tersebut terjadi tahun 2010, yang mempengaruhi sekitar 10 juta orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com