KOMPAS.com - Selang beberapa jam pascapengumuman hasil pemilihan umum (pemilu) Rusia, kelompok oposisi Rusia menyatakan bakal menggelar unjuk rasa. Menurut pihak oposisi, unjuk rasa nanti merupakan terbesar sejak 20 tahun silam.
Susunan rencana unjuk rasa itu, sebagaimana warta AP dan AFP pada Sabtu (10/12/2011), adalah berkumpulnya puluhan ribu orang di pusat kota Moskwa. Menurut oposisi, banyak orang marah lantaran hasil pemilu parlemen. Partai Rusia Bersatu pimpinan Perdana Menteri petahana Vladimir Putin memenangi pemilu kali ini. Alhasil, bau kecurangan pun meruyak.
Tak hanya itu, Unjuk rasa dalam skala kecil juga disiapkan di beberapa kota di seluruh Rusia. Menghadapi rencana unjuk rasa ini, sedikitnya 50.000 polisi dan tentara antihuru-hara telah dikerahkan di Moskwa.
Komisi Pemilu Rusia sebelumnya mengumumkan kemenangan Partai Rusia Bersatu yang disebutkan memperoleh 49 persen suara. Selama penghitungan hasil pemilu ini, kalangan oposisi dan pengamat internasional menganggap ada kecurangan, sehingga mereka menuntut pemilu harus digelar ulang.
Sesuai kesepakatan antara pemimpin oposisi dan aparat kepolisian, lokasi unjuk rasa akhirnya boleh dilanjutkan, namun lokasinya dipindahkan dari pusat pemerintahan ke tempat lain.
Sementara itu, sebanyak 13.000 warga kota St Petersburg melalui jejaring sosial, menjanjikan untuk kembali turun ke jalan, bersama 20.000 orang lainnya yang sebelumnya telah melakukan unjuk rasa sejak awal pekan ini.