Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Menanti Hasil UE

Kompas.com - 09/12/2011, 04:46 WIB

Marseille, Kamis - Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy beberapa jam menjelang pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa masih berupaya mendapatkan dukungan dari kubu konservatif. Sementara itu, Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso mendesak agar pemimpin UE berbuat sesuatu demi euro.

Merkel dan Sarkozy bersama menuju Marseille, Kamis (8/12), untuk bertemu dengan kepala negara dan pemerintahan dari Partai Rakyat Eropa berhaluan tengah-kiri. Pertemuan dengan para pemimpin UE akan dilaksanakan di Brussels, Kamis sore waktu setempat.

Para pemimpin akan mencari dukungan atas rencana mereka. Merkel dan Sarkozy mengusulkan perubahan traktat sehingga negara zona euro harus membuat anggaran mereka dengan lebih teliti dan berhati-hati.

Dengan demikian, anggaran zona euro akan lebih ketat dan diawasi oleh traktat UE saat ini atau alternatif dengan menciptakan traktat baru khusus untuk 17 negara anggota zona euro.

Aturan tersebut juga langsung akan menjatuhkan sanksi hukuman terhadap negara pelanggar. Amandemen traktat Lisbon bukan hal yang mustahil dilakukan, tetapi perlu waktu lama dan persetujuan dari seluruh negara anggota, bahkan ratifikasi atau referendum dari anggota.

Turun peringkat

Sementara itu, pemeringkat Standard & Poor’s kembali memperingatkan agar pertemuan tersebut segera dilakukan dan menghasilkan sesuatu. S&P memperingatkan akan menurunkan peringkat utang 27 negara anggota UE. Beberapa hari lalu, S&P mengancam menurunkan peringkat 15 dari 17 anggota zona euro, termasuk Jerman.

”Seluruh dunia sedang memerhatikan kita. Kita harus berbuat segala sesuatu untuk menyelamatkan euro. Penting bagi kita untuk tetap bersama, semua anggota UE, memperlihatkan betapa pentingnya kebersamaan kita,” ujar Barroso.

Walaupun demikian, ada kekhawatiran pertemuan tingkat tinggi kedelapan sejak krisis merebak dua tahun lalu ini tidak menghasilkan apa-apa. Pertentangan di dalam tubuh anggota UE sendiri sangat kencang. Inggris, misalnya, mengancam tidak akan menyetujui amandemen traktat jika permintaannya mendapatkan kebebasan mengatur industri finansialnya tidak dipenuhi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com