Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Setujui Permukiman Yahudi Baru di Jerusalem Timur

Kompas.com - 08/12/2011, 13:47 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Israel menyetujui pembangunan daerah kantung baru permukiman Yahudi di wilayah Palestina di Jerusalem Timur, laporan stasiun televisi milik negara Channel One, Rabu (7/12).

Saluran televisi tersebut menyatakan, proyek 14 rumah itu, yang diberi nama Maale David, disetujui Rabu larut malam oleh komite perencanaan dewan kota Jerusalem dan tampaknya akan memicu kecaman baru dari dunia internasional. Permukiman baru itu akan berada di permukiman Arab, Ras al-Amud, di dekat permukiman Yahudi yang saat ini ada yang berpenduduk 1.000 orang, kata laporan itu.

"Dengan keputusan ini, komite menyiram minyak ke api ... sehingga mendorong pemukim (dan) kehadiran mereka yang sangat bermasalah bisa memicu ledakan di permukiman ini," kata Yudith Oppenheimer, dari organisasi non-pemerintah Israel, Ir Amim, yang melobi bagi hidup berdampingan di Jerusalem, kepada saluran televisi tersebut.

"Kami mengecam tindakan Israel ini dengan sangat keras," kata perunding Palestina Saeb Erakat.

Rabu pagi, komite pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) memutuskan untuk meminta dilakukannya pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai masalah itu, kata Erakat. "Pimpinan Palestina telah memutuskan ... untuk mendesak Dewan Keamanan agar menghentikan rencana permukiman ini, yang bertujuan menghalangi pelaksanaan penyelesaian dua-negara," kata dia.

Bulan November, Kementerian Perumahan Israel mengundang peserta tender untuk membangun lebih dari 800 rumah baru di Har Homa dan Pisgat Zeev, dua lingkungan permukiman di Jerusalem Timur - yang diduduki dan dicaplok - sebagai bagian dari "reaksi terhadap keberhasilan upaya Palestina untuk bergabung dengan UNESCO".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com