Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milisi Tripoli Segera Dilucuti

Kompas.com - 07/12/2011, 11:35 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com - Pemerintah Libya bersumpah Tripoli akan bebas dari senjata api pada akhir Desember ini, kata ketua dewan pemerintah kota Tripoli setelah berbicara dengan Perdana Menteri Abdel Rahim al-Kib, Selasa (6/12/2011).

"Pemerintah berjanji pada kami mereka akan melucuti Tripoli pada 31 Desember," terang Abdul Razzak Abuhajar, yang kotanya dipenuh mantan petempur yang melawan Moammar Khadafy.

"Mereka meyakinkan kami bahwa seluruh kota akan bebas dari senjata," katanya usai pertemuan dengan PM al-Kib dan anggota Dewan Transisi Nasional (NTC) yang kini memerintah Libya.

Sebelumnya, puluhan pengunjuk rasa memblokade sejumlah jalan utama Tripoli untuk menuntut penarikan para petempur dari luar Tripoli. Kota itu direbut dari pasukan Khadafy pada Agustus lalu.

Blokade itu menyebabkan kemacetan luar biasa di sebagian besar Tripoli. Para pengunjuk rasa juga menginginkan pengosongan segera gedung-gedung dari para milisi yang menjadikannya markas.

Pada 5 Oktober lalu, para pemimpin baru Libya memerintahkan agar semua senjata berat dipindah dari Tripoli seraya memperingatkan bahwa keberadaan senjata-senjata itu memberi citra buruk bagi revolusi yang berhasil menggulingkan Khadafy itu.

Setelah kematian Khadafy, terjadi beberapa kasus bentrokan antarmilisi satu kota dengan kota lain di Tripoli. Insiden-insiden seperti ini tak jarang menyebabkan korban jiwa.

Pada Minggu (4/12/2011) misalnya, seorang mantan petempur tewas di Tripoli dalam sebuah baku tembak dengan brigade petempur dari Rojban.

Menurut sejumlah saksi mata, puluhan orang bersenjata dan warga sipil memaksa masuk gedung pengadilan utama dan kantor jaksa agung Abdelaziz al Hasadi di Tripoli. Mereka menuntut pembebasan seorang seorang mantan pemberontak yang menjadi tersangka pembunuhan.

Jaksa itu berhasil menyelamatkan diri sebelum ditangkap para demonstran yang menuntutnya menandatangani perintah pembebasan tersangka.

"Insiden itu sangat mengkhawatirkan. Itu menjadi bukti keroposnya situasi keamanan di Tripoli," kata seorang wartawan di Tripoli. Dia mengencam kelakuan para "brigade revolusi yang masing-masing ingin menegakkan hukum."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com