Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilih Tinggalkan Partai Putin

Kompas.com - 05/12/2011, 08:43 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia Bersatu, partai yang menaungi Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mendapat pukulan telak dalam pemilihan umum legislatif yang dilangsungkan Minggu (4/12/2011).

Hasil sementara menunjukkan partai berkuasa itu gagal mendapatkan 50 persen suara. Hasil itupun, kata partai-partai oposisi, sudah mengalami penggelembungan suara.

Meskipun peluang Putin untuk memenangi pemilihan presiden yang dilangsungkan Maret 2012, hasil pemilu kemarin bisa "mencederai" otoritas sosok yang hampir 12 tahun terakhir ini menjadi tokoh sentral Rusia.

Dengan 70 persen daerah pemilihan yang sudah dihitung, Rusia Bersatu hanya mendapatkan 49,94 persen suara. Hasil exit poll pun menunjukkan perolehan Rusia Bersatu belum mencapai 50 persen. Pada pemilu empat tahun lalu, partai ini berhasil merebut 64 suara dan menjadi mayoritas di Duma (DPR).

"Pemilihan ini belum pernah terjadi sebelumnya, karena dilakukan dengan latar belakang runtuhnya kepercayaan pada Putin, (Presiden Dmitry) Medvedev, dan partai berkuasa," kata Vladimir Ryzhov, seorang pemimpin oposisi yang dilarang mencalonkan diri.

"Saya rasa pemilu (presiden) Maret nanti akan menjadi krisis politik yang lebih besar," lanjutnya, seperti dikutip Reuters.

Putin dan Medvedev sempat menghadiri pertemuan di markas besar Rusia Bersatu setelah hasil pemilu diketahui. Medvedev mengatakan, dengan hasil ini Rusia Bersatu siap untuk membentuk aliansi untuk meloloskan beberapa isu di parlemen.

"Ini hasil optimal yang merefleksikan situasi sebenarnya di negara ini. Berdasarkan hasil ini kita bisa menjamin perkembangan yang stabil di negara kita," kata Putin.

Namun hasil ini bisa menyulitkan jalannya untuk kembali ke kursi kepresidenan. Sebab banyak pemilih yang merasa tertipu dengan keputusananya bertukar posisi dengna Medvedev tahun depan. Mereka juga kecewa dengan prospek dipimpin Putin untuk masa lebih dari 10 tahun lagi.

"Ini awal dari sebuah akhir. Hasil ini menunjukkan hilangnya gengsi partai (Rusia Bersatu) dan pemimpin negara," kata analis politik Andrei Piontkovsky.

Kekalahan partai Putin juga menandai kebangkitan kelompok komunis. Berdasarkan hitungan Komisi Pusat Pemilihan Umum, Partai Komunis memperoleh 19,3 persen suara.

Banyak orang memilih partai ini hanya untuk memprotes Rusia Bersatu, bukan karena benar-benar menyukai Partai Komunis. Para pemilih menganggap Partai Komunis sebagai kekuatan oposisi yang paling bisa dipercaya.

"Dengan kesedihan saya mengenang betapa bersemangatnya saya bersumpah pada kakek untuk tidak akan memilih Partai Komunis. Sedih rasaya, kini dengan surat suara di tangan saya harus mencontreng untuk memilih mereka (Partai Komunis) untuk menentang mereka semua (Rusia Bersatu)," kata Yulia Sepikova, seorang pekerja sebuah perusahaan perfilman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com