KLATEN, KOMPAS.com - Sebanyak 305 kepala keluarga di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terancam bencana longsor, menyusul intensitas hujan yang terus meningkat.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten Joko Rukminto di Klaten, Minggu (4/12/2011), menyebutkan 305 KK itu tersebar di tiga kecamatan yang berbatasan dengan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Bencana longsor yang mengancam warga Klaten berasal dari perbukitan yang ada di wilayah DIY, karena letaknya berbatasan dengan permukiman penduduk di kabupaten ini yang tempat tinggalnya berada di lereng perbukitan itu," katanya.
Ia merinci, ancaman longsor datang dari lereng Bukit Seribu yang berada di wilayah Kabupaten Sleman, DIY, yang berbatasan langsung dengan Dukuh Pereng, Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Klaten, yang dihuni 90 KK.
Menurut dia, hampir setiap tahun di wilayah ini terjadi longsor batu-batu besar dari perbukitan yang ada di perbatasan dua daerah tersebut yang meluncur hingga ke permukiman warga.
Ancaman kedua datang dari Bukit Putih yang berada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, DIY, yang berbatasan langsung dengan Dukuh Munden dan Groyokan, Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Klaten, yang dihuni 100 KK.
Joko juga menyebut ada ancaman tanah longsor di Klaten yang mengancam 115 KK di Dukuh Bometan, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, karena struktur tanah di wilayah itu labil, dan berada di bawah Pegunungan Selatan.
Menurut dia, penanganan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa jika bencana longsor terjadi di Pegunungan Selatan perlu dilakukan pembicaraan dan koordinasi antarwilayah yang berbatasan.
"Pemkab Klaten dengan pemerintah daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah ini hendaknya memrioritaskan penanganan bencana di desa-desa yang ada di perbatasan tersebut. Jika sudah ada koordinasi, penanganan bencana jika sewaktu-waktu terjadi longsor akan lebih mudah dan cepat," katanya.
Pihaknya juga mengimbau warga di daerah rawan longsor itu meningkatkan kewaspadaan, menyusul instensitas hujan semakin tinggi dan sering, dan hal tersebut akan membuat kondisi tanah di perbukitan yang tanamannya sudah banyak ditebang semakin labil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.