Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Warga Mesir Malah Cemas

Kompas.com - 03/12/2011, 03:24 WIB

Antusiasme rakyat Mesir memberi suara pada pemilu parlemen tahap pertama, Senin dan Selasa (29/11), membangkitkan harapan menuju demokrasi. Sekitar 75 persen dari 17 juta pemilik hak suara telah mencoblos di 9 provinsi di Mesir pada pemilu pertama demokratis sejak revolusi tahun 1952. Akan tetapi, sebagian rakyat Mesir dihinggapi perasaan cemas karena kubu Ikhwanul Muslimin dan gerakan Salafi meraih suara mayoritas serta bisa menguasai parlemen dan pemerintah mendatang.

Partai Kebebasan dan Keadilan (sayap politik Ikhwanul Muslimin/IM) diprediksi meraih 40 persen suara. Partai Nur (sayap politik gerakan Salafi) memperoleh sekitar 20 persen. Kubu Mesir (liberal) meraih kurang dari 20 persen. Partai Liberal Wafd dan Partai Islamis Wasat sekitar 15 persen, sisa suara untuk partai lainnya 5 persen. Jika IM dan gerakan Salafi berkoalisi, kubu Islamis mendominasi kursi parlemen (60 persen) dan bisa mengontrol pentas politik.

Kekalahan telak kubu liberal dan nasionalis pada pemilu itu membuat mereka berkonsolidasi agar mendapat suara lebih baik pada pemilu tahap kedua (14-15 Desember ini) dan tahap ketiga (3-4 Januari nanti). Koordinator Kubu Mesir, Muhammad Abu Al Ghar, mengungkapkan, Kubu Mesir (liberal) kini sedang berkoordinasi dengan koalisi Revolusi Berkesinambungan (liberal-sosialis) untuk menyatukan barisan.

Koalisi Revolusi Berkesinambungan beraliran kiri-sosialis menghimpun Partai Koalisi Rakyat Sosialis, Partai Arab Mesir Sosialis, Partai Persamaan dan Pembangunan, Partai Kubu Mesir, Koalisi Pemuda Revolusi, Partai Mesir Sosialis, dan Partai Kesadaran Mesir.

Adapun Koalisi Kubu Mesir yang beraliran liberalis menghimpun faksi Kebebasan Mesir, Mesir Sosial Demokrasi, dan partai kiri Tajammuk.

Seorang warga Mesir bernama Abdullah mengatakan, harapan kepada kubu Islamis jika berkuasa adalah penciptaan lapangan kerja. Ia memilih IM, tetapi menambahkan bahwa jika situasi tidak berubah, dia akan melawan IM.

Seorang warga Kristen Koptik, yang juga pemilik toko di distrik Subra-Kairo, Imad Adel, mengungkapkan memberikan suara kepada Partai Wasat yang beraliran Islam moderat untuk menghadapi Partai Nur Salafi serta Partai Kebebasan dan Keadilan. Ia menginginkan pemerintahan sipil dan parlemen memberi kebebasan dan menegakkan hak asasi manusia.

Sebagian warga Mesir lain mengharapkan pelaksanaan pemilu tahap pertama bisa membangkitkan kembali perekonomian Mesir. Pakar ekonomi, Rashad Abduh, mengatakan, stabilitas ekonomi mendatang sangat bergantung pada kebijakan ekonomi dan politik yang akan diambil kubu Islamis jika menguasai parlemen dan pemerintah.

Namun, yang paling mencemaskan adalah fenomena kebangkitan gerakan Salafi yang meraih posisi kedua dalam pemilu setelah IM. Gerakan Salafi dinilai belum berpengalaman soal politik dan selama ini kegiatannya berkutat di bidang dakwah. Seorang warga Mesir yang berprofesi sebagai pengacara, Muhammad Essam (37), mengatakan mendukung partai atau faksi politik mana pun masuk parlemen asalkan mereka mengerti dan punya pengalaman politik.

Seorang profesor ilmu politik pada Universitas Alexandria, Abdel Fatah Madhi, mengatakan, pemilu demokratis dan transparan adalah gejala positif, siapa pun pemenangnya. Ketakutan pada kubu Islamis, katanya, tidak beralasan. ”Sebagian besar faksi politik saat ini baru terbentuk dan mereka masuk ke parlemen supaya bisa lebih moderat ketimbang memilih jalur terorisme.” (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com