MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia melihat tidak ada alasan untuk menghentikan ekspor senjatanya ke Suriah, kata Deputi Pertama Perdana Menteri Sergei Ivanov pada Kamis (1/12/2011).
"Rusia akan melakukan apa saja yang tidak dilarang oleh norma-norma, aturan-aturan atau perjanjian-perjanjian," kata Ivanov. Dia menambahkan bahwa sanksi Eropa terhadap Suriah tidak akan membatasi pasokan senjata Rusia ke Suriah.
Menurut laporan-laporan media, Uni Eropa (UE) sedang mempertimbangkan sanksi luas terhadap Suriah. Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan Selasa (29/11/2011), bahwa Rusia menolak setiap embargo senjata yang dikenakan pada Suriah dan Moskwa akan mencoba untuk menghindari terulangnya skenario Libya di negara ini.
Lavrov menekankan bahwa pelajaran yang harus dipelajari dari situasi di Libya adalah embargo pada pasokan senjata "hanya berlaku untuk tentara Libya saja." Moskwa akan mencoba untuk menghindari terulangnya skenario Libya di negara itu, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov .
Setelah pertemuan dengan duta besar negara-negara Arab untuk Rusia, Lavrov mengatakan pada konferensi pers, bahwa banyak pelajaran yang harus dipelajari dari situasi di Libya, di mana embargo pada pasokan senjata "hanya berlaku untuk tentara Libya."
"Kelompok-kelompok, termasuk yang dibentuk oleh warga yang merambah ke Suriah dari negara lain, telah secara aktif memasok senjata," katanya.
"Itulah sebabnya usulan untuk memperkenalkan larangan pada setiap pasokan senjata ke Suriah cukup adil." Lavrov mengatakan, Moskow juga menolak ultimatum pada masalah Suriah, dan menambahkan bahwa ultimatum tidak akan membantu menyelesaikan masalah.
"Masalah Suriah membutuhkan pendekatan yang sama, tetapi ultimatum, yang coba digunakan oleh beberapa negara, termasuk anggota dari Liga Arab, tidak dapat menyelesaikan masalah ini," kata Lavrov.
"Kami berharap teman-teman kita di Liga Arab ... akan menunjukkan tanggung jawab maksimal untuk apa yang terjadi di wilayah tersebut ... dan mereka akan mengikuti aturan yang sama Liga Arab lakukan, sambil membuat keputusan yang relevan," tambahnya.
Setelah bertemu dengan tamunya, koleganya dari Islandia Ossur Skarphedinsson, Lavrov juga memperingatkan bahwa oposisi bersenjata berupaya memprovokasi konflik di Suriah.
"Kerusuhan tidak begitu banyak terkait dengan otoritas, tetapi dengan kelompok-kelompok bersenjata, yang memprovokasi kerusuhan," kata Lavrov.
Pada November, Lavrov memperingatkan bahwa kekuatan eksternal mengupayakan situasi memburuk di Suriah untuk membenarkan campur tangan mereka dalam urusan politik internal negara yang ditekan demonstran itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.