Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Pecah Soal Sanksi Iran

Kompas.com - 02/12/2011, 03:08 WIB

Brussels, Kamis - Para menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa berkumpul di Brussels, Belgia, Kamis (1/12), untuk membicarakan sanksi lebih keras kepada Iran. Namun, sikap mereka terbelah soal penerapan embargo total terhadap impor minyak Iran. Sebagian anggota UE sangat bergantung pada pasokan minyak dari negara itu.

Negara-negara UE sangat marah terhadap insiden penyerangan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris dan sebuah kompleks diplomatik Inggris lainnya di Teheran, Selasa. Mereka sepakat akan menerapkan sanksi lebih keras guna mencekik perekonomian Iran, yang pada gilirannya akan memaksa negara itu menghentikan program nuklirnya.

Perancis, Jerman, dan Belanda menarik duta besar mereka dari Iran sebagai bentuk solidaritas terhadap Inggris. Perancis dan Jerman, bersama Swedia, juga menyerukan embargo total impor minyak dari Iran sebagai langkah hukuman paling efektif.

Menurut Menlu Jerman Guido Westerwelle, sanksi terhadap sektor energi Iran akan langsung memotong sumber pemasukan utama negara itu, yang digunakan untuk membiayai program nuklirnya.

Namun, usulan itu diduga tak akan disetujui anggota UE yang lain mengingat Spanyol, Italia, dan Yunani—negara-negara UE yang sedang dilanda krisis keuangan parah—bergantung pada pasokan minyak dari Iran secara signifikan.

Berdasarkan data dari laman Direktorat Jenderal Energi dan Transportasi Komisi Eropa, pada 2010 UE mengimpor 212,749 juta barrel minyak mentah dari Iran atau mencapai 5,66 persen dari total impor minyak mentah UE. Dari jumlah tersebut, sebesar 14,6 persen di antaranya diimpor oleh Spanyol, disusul Yunani (14 persen) dan Italia (13,1 persen).

Seorang diplomat UE mengatakan kepada kantor berita Agence France Presse, pertemuan Kamis ini tak akan menghasilkan embargo minyak.

Bersikap hati-hati

Inggris sendiri, yang dikabarkan menyetujui embargo minyak, bersikap hati-hati. Menlu Inggris William Hague mencoba berkelit dari pertanyaan soal embargo, dan mengatakan akan fokus menyasar sektor finansial Iran. ”Saya berharap kami akan menyetujui tekanan ekonomi yang sah dan damai untuk meningkatkan isolasi terhadap sektor finansial Iran,” tutur Hague.

Salah satu sanksi yang diduga akan mereka sepakati adalah pembekuan aset 143 perusahaan Iran dan larangan perjalanan ke Eropa terhadap 37 warga negara Iran. Tahun lalu, UE sudah lebih dulu membekukan aset ratusan perusahaan Iran dan menghalangi investasi baru, bantuan teknis, dan transfer teknologi dengan Iran, terutama dalam bidang produksi dan pengilangan gas alam.

Sehari sebelumnya, Inggris bertindak keras dengan menarik semua diplomatnya dari Iran, mengusir semua diplomat Iran dari Inggris, dan memerintahkan penutupan segera kedubes negara itu di London. Langkah tersebut diambil setelah sekelompok demonstran menyerang dua kompleks diplomatik Inggris di Teheran.

Pihak Kemlu Iran menyatakan menyesal atas insiden tersebut, dan polisi Teheran menangkap beberapa demonstran yang dianggap pemicu penyerangan itu. Namun, kantor berita Fars dari Iran mengabarkan, 11 demonstran yang ditahan itu sudah dibebaskan, Rabu malam.

Ketua Parlemen Iran Ali Larijani kembali membuat pernyataan keras dengan mengatakan, tindakan Pemerintah Inggris mengusir diplomat Iran itu tak dapat dibenarkan. Larijani, yang mengklaim dekat dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, membela aksi penyerangan Kedubes Inggris tersebut dengan mengatakan, Inggris sendiri yang memicu kemarahan rakyat Iran dengan selalu mencampuri kepentingan nasional Iran.

Sanksi tak efektif

Israel, yang ngotot ingin menyerang fasilitas nuklir Iran untuk menghentikan ambisi nuklir negara itu, kembali berkomentar, semua sanksi ekonomi yang diterapkan negara-negara Barat itu tak akan efektif menghentikan Iran. Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan, sanksi dan jalur diplomasi yang ditempuh Barat tak akan membuat Iran meninggalkan program nuklirnya.

Barak mengatakan, Israel tak berniat menyerang Iran sekarang, tetapi kemungkinan besar Israel akan ”terpaksa” melakukan itu suatu saat nanti saat Iran sudah benar-benar mengancam keamanan Israel. (AP/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com