Washington DC, Rabu
”Melalui berbagai saluran, kami telah menjelaskan kepada para pejabat Rusia bahwa sistem pertahanan antirudal yang akan dipasang di Eropa tidak untuk dan tidak bisa mengancam sistem pertahanan strategis Rusia,” ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Tommy Vietor di Washington DC, AS, Rabu (23/11).
Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Dmitry Medvedev melontarkan pernyataan mengejutkan dengan mengatakan, Rusia akan menempatkan sistem rudal penyerangnya di dekat perbatasan dengan Uni Eropa jika AS tak menghentikan rencana perisai rudal Eropa itu. Rudal-rudal tersebut, antara lain rudal balistik Iskander, akan dilengkapi hulu ledak yang mampu menghancurkan pertahanan AS dan NATO.
Medvedev juga mengancam akan keluar dari semua proses perlucutan senjata yang disepakati dengan AS, termasuk perjanjian Strategic Arms Reduction Treaty (Start), yang mengikat kedua negara untuk mengurangi jumlah senjata nuklir masing- masing.
Vietor mengatakan tak ada ancaman apa pun yang bisa dijadikan alasan Rusia mundur dari Start. Ia berharap Rusia kembali bekerja sama dengan AS dan sekutu-sekutunya untuk meningkatkan keamanan Eropa dan Rusia dari ancaman serangan rudal Iran. ”Akan tetapi, dalam menyusun kerja sama ini, kami tak akan dengan cara apa pun membatasi atau mengubah rencana penggelaran (sistem pertahanan antirudal) ini di Eropa,” kata Vietor.