Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romney Janji Dukung Israel

Kompas.com - 24/11/2011, 09:12 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Salah satu kandidat kuat calon presiden AS dari Partai Republik, Mitt Romney, berjanji akan memberi dukungan total kepada Israel jika terpilih sebagai presiden AS. Ia bahkan berjanji akan langsung mengunjungi Israel dalam kesempatan pertama.

Hal itu ditegaskan Romney dalam lanjutan debat kandidat calon presiden (capres) Partai Republik di DAR Constitution Hall, Washington DC, Selasa (22/11) malam waktu setempat. Debat kali ini menekankan pada tema keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS.

”Jalan yang benar bagi kita dalam urusan Israel adalah menunjukkan bahwa kita peduli dengan Israel, mereka teman kita, dan kita akan tetap bersama mereka. Jika saya menjadi presiden AS, perjalanan pertama saya ke luar negeri adalah Israel, untuk menunjukkan kepada dunia, kita peduli kepada negara dan kawasan itu,” ujar mantan Gubernur Massachusetts tersebut.

Janji Romney ini menyimpang dari kebiasaan selama ini. Kunjungan pertama ke luar negeri seorang presiden AS yang baru menjabat biasanya ke Kanada atau Meksiko, negara tetangga terdekat AS.

Selain terang-terangan menunjukkan dukungan terhadap Israel, Romney juga mengkritik kebijakan Presiden Barack Obama yang cenderung mendekat ke wilayah Asia. Pekan lalu saat berkunjung ke Australia, Obama menegaskan akan memperkuat kehadiran AS di Asia Pasifik.

”Presiden Obama sepertinya berpikir kita akan memasuki abad global, abad Asia. Saya yakin kita harus memasuki abad Amerika, tempat Amerika memimpin dunia yang merdeka,” ujar Romney, yang masih menjadi favorit pemilih di kalangan simpatisan Partai Republik.

Michele Bachmann, satu-satunya perempuan kandidat capres AS tahun ini, juga menunjukkan dukungan kepada Israel dalam konteks menghadapi ancaman dari Iran. Menurut Bachmann, ancaman Iran yang ingin menghapus Israel dari peta bumi adalah kenyataan, bukan ancaman kosong belaka.

Bachmann menyayangkan sikap Obama yang dinilai tak tegas dalam merespons situasi di Timur Tengah. ”Obama telah mengubah arah sejarah karena pada saat kita sangat membutuhkan seorang pemimpin, pemimpin itu tidak ada. Itu yang akan saya lakukan secara berbeda jika menjadi presiden AS, saya akan memimpin,” tukas Bachmann.

Kambing hitam

Selain menunjukkan kecenderungan membela Israel, sebagian besar kandidat capres Republik juga ramai-ramai mengkritik China dan Pakistan. China menjadi kambing hitam atas krisis ekonomi yang melanda AS, sementara Pakistan dianggap telah mengecewakan AS dalam perang melawan terorisme.

Gubernur Texas Rick Perry, yang sempat tampil sebagai pesaing utama Romney, mengomentari para pemimpin komunis China telah ditakdirkan akan menjadi ”tumpukan abu sejarah” karena tidak mengelola negara dengan ”nilai-nilai luhur”.

Perry juga terang-terangan menyatakan akan menghentikan bantuan kepada Pakistan jika negara itu tak menunjukkan dukungan terhadap kepentingan AS. ”Sampai Pakistan benar-benar menunjukkan bahwa kepentingan AS mereka utamakan, saya tak akan mengirim uang sepeser pun kepada mereka. Titik,” tandas Perry.

Bahkan, Jon Huntsman, mantan Duta Besar AS untuk China yang paling menguasai topik kebijakan luar negeri, menegaskan Pakistan sebagai ancaman. ”(Pakistan) adalah negara yang membuat kita tak bisa tidur. Mereka punya lebih dari 100 senjata nuklir, punya masalah di perbatasan, dan terancam menjadi negara gagal,” ujarnya.

Jajak pendapat yang digelar CNN dan Quinnipiac University menunjukkan, mantan Ketua DPR AS, Newt Gingrich, menduduki posisi kandidat terfavorit dengan dukungan 26 persen responden. Romney di tempat kedua dengan 22 persen responden.

Meski terus bertahan di posisi favorit dibandingkan kandidat lain, Romney tetap belum berhasil meraih dukungan di atas 25 persen. (AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com