Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Afganistan, Hercules Kanada Mampir di Halim

Kompas.com - 22/11/2011, 19:42 WIB
Dahono Fitrianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satu pesawat Hercules C-130J milik Angkatan Udara Kanada (Royal Canadian Air Force/RCAF) menyempatkan mampir ke Indonesia dalam perjalanan pulang dari misinya di Kandahar, Afganistan. Ini adalah pesawat militer terakhir Kanada yang ditarik dari Afganistan.

Pesawat berwarna abu-abu muda tersebut diparkir di apron Pusat Operasi (base ops) TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (22/11/2011), dan terbuka bagi para wartawan.

Menurut Duta Besar Kanada untuk Indonesia Mackenzie Clugston, terpilihnya Jakarta sebagai tempat transit pesawat tersebut dalam perjalanan pulang ke Kanada didasarkan pada sejarah panjang hubungan baik Indonesia dan Kanada dalam promosi dan perlindungan hak asasi manusia, demokrasi, pemerintahan, dan pluralisme.

Selama di Jakarta, para awak pesawat sempat berkunjung ke makam para prajurit Kanada yang gugur di wilayah Indonesia semasa Perang Dunia II. Pada era Perang Dunia II, Skuadron 436 RCAF—tempat pesawat Hercules ini bertugas—adalah satu dari dua skuadron RCAF yang sempat bertugas di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.

"Saat pemberhentian di New Delhi, kami juga sempat mengunjungi makam korban perang (war cemetery) di sana untuk menghormati para prajurit Kanada yang gugur saat itu," tutur Komandan Skuadron 436 RCAF Letnan Kolonel Colin Keiver.

Ada 10 orang yang ikut dalam penerbangan pulang Hercules bernomor registrasi 130606 ini. Setelah dari Indonesia, pesawat akan mampir di Brunei Darussalam, Filipina, Guam, Kepulauan Marshall, Hawaii, dan Reno di AS, sebelum tiba di pangkalan Skuadron 436 di Trenton, Ontario, Kanada, 30 November nanti.

Kanada memutuskan menarik seluruh pasukannya dari Afganistan sebelum akhir tahun ini. Negara itu termasuk dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), yang bertugas di Afganistan sejak 10 tahun lalu.

C-130J adalah generasi terbaru dari pesawat angkut militer legendaris, yang sudah berkiprah lebih dari 50 tahun silam dan dimiliki oleh tak kurang dari 60 negara di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com