Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Rabbani Diselidiki di Pakistan

Kompas.com - 22/11/2011, 06:54 WIB

KABUL, KOMPAS.com — Afganistan akan mengirim delegasi resmi ke Pakistan segera untuk menyelidiki pembunuhan utusan perdamaian Kabul Burhanuddin Rabbani, kata seorang juru bicara presiden Afganistan, Senin (21/11/2011).

Pakistan menerima delegasi itu, kata juru bicara Aimal Faizi. Mereka dapat berangkat secepatnya pada Selasa (22/11/2011).

Rabbani tewas di kediamannya di Kabul setelah pengebom bunuh diri beraksi dengan menyimpan bom di sorbannya pada September lalu. Peristiwa ini  menghentikan upaya untuk mencapai perjanjian perdamaian dengan gerilyawan Taliban di Afganistan.

Beberapa pejabat Afganistan mengatakan, pembunuhan itu telah direncanakan di Pakistan dan dilakukan seorang pengebom bunuh diri Pakistan. Mereka sebelumnya juga menuduh Pakistan menolak bekerja sama dengan Afganistan dalam penyelidikan itu.

Namun, pada konferensi di Istanbul, Turki, awal bulan ini, kedua belah pihak setuju untuk bekerja sama dalam penyelidikan atas pembunuhan  mantan Presiden Afganistan itu.

"Pemerintah Afganistan, dalam upaya untuk terus menyelidiki pembunuhan Profesor Burhanuddin Rabani ... akan segera mengirim delegasi ke Pakistan. Pakistan setuju untuk menerima delegasi itu," kata Faizi.

"Setelah ada tekanan Afganistan dan Turki terhadap Pakistan di pertemuan di Istanbul, Pakistan akhirnya setuju untuk menerima utusan kami."

Delegasi itu akan mengutamakan para pejabat dari kementerian pertahanan dan kementerian dalam negeri Afganistan, ditambah dinas intelijennya.

Kunjungan tim Afganistan itu telah dikonfirmasi kementerian luar negeri Pakistan yang mengatakan jadwal kunjungan itu sedang disusun.

"Kami menawarkan bantuan ketika Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani pergi ke Kabul setelah pembunuhan Profesor Rabbani," kata juru bicara kementerian luar negeri Tehmina Janjua pada AFP.

"Tawaran itu ditegaskan kembali di Istanbul," ketika Presiden Asif Ali Zardari bertemu Hamid Karzai, katanya.

"Jadwal kunjungan itu sedang disusun kementerian dalam negeri," kata Janjua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com