Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabinet Mesir Ajukan Pengunduran Diri

Kompas.com - 22/11/2011, 03:49 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Kabinet Mesir telah mengajukan pengunduran diri, kata seorang pejabat, Senin (21/11/2011), menyusul bentrokan antara polisi dan demonstran yang telah berlangsung tiga hari di Lapangan Tahrir, Kairo.

"Pemerintah Perdana Menteri Essam Sharaf mengajukan pengunduran diri kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (yang berkuasa)," kata juru bicara kabinet Mohammed Hegazy dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita MENA.

"Karena keadaan sulit yang dialami negara, pemerintah akan terus bekerja sampai pengunduran diri itu disetujui," tambahnya.

Pemerintah mengungkapkan "penyesalan yang dalam atas kejadian-kejadian menyedihkan dan, berdasarkan atas hal ini, mereka mengajukan pengunduran diri (pada Minggu) kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF)".

Pengunduran diri Sharaf, jika disetujui, bisa mengacaukan pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung pada 28 November, pemilu pertama sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak pada Februari 2011.

Sharaf diangkat pada Maret dengan mendapat dukungan luas demonstran. Namun, massa pengunjuk rasa yang menggendongnya ke Lapangan Tahrir untuk merayakan pengangkatannya itu lambat laun menjadi pengecam sengitnya karena kelemahannya dalam menghadapi SCAF.

Ia mengabaikan seruan-seruan pengunduran dirinya dalam beberapa bulan terakhir ini dengan mengatakan bahwa ia akan tetap bekerja untuk mencapai tujuan revolusi.

Namun, 10 bulan setelah penggulingan Mubarak, pemrotes terus mengecam keras pemerintah Sharaf dan dewan militer yang berkuasa, yang mereka tuduh berusaha mencengkeram kekuasaan.

Mesir dilanda pergolakan antipemerintah sejak 25 Januari.

Buntut dari demonstrasi mematikan selama lebih dari dua pekan di negara itu, Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri pada 11 Februari setelah berkuasa selama 30 tahun dan menyerahkan kekuasaan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata, sebuah badan yang mencakup sekitar 20 jenderal yang sebagian besar tidak dikenal umum sebelum pemberontakan yang menjatuhkan pemimpin Mesir itu.

Sampai pemilu dilaksanakan, dewan militer Mesir menjadi badan eksekutif negara, yang mengawasi pemerintah sementara yang dipimpin perdana menteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com