Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tuduh Iran Jual Senjata Kimia ke Libya

Kompas.com - 21/11/2011, 15:17 WIB
Dahono Fitrianto

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Amerika Serikat menuduh Iran pernah menyuplai rezim Moammar Khadafy di Libya dengan ratusan selongsong peluru meriam yang bisa diisi senjata kimia. Keberadaan selongsong senjata kimia tersebut dirahasiakan selama bertahun-tahun.

Demikian diungkapkan sebuah laporan dalam surat kabar The Washington Post edisi Senin (21/11/2011). Keberadaan selongsong peluru meriam berdesain khusus tersebut terungkap setelah para pejuang revolusi Libya menemukan tempat penyimpanannya di dua lokasi di Libya beberapa pekan terakhir.

Selongsong-selongsong peluru ditemukan dalam keadaan terisi gas mustard, sejenis larutan kimia yang bisa menyebabkan luka bakar dan gagal napas. Gas mustard tersebut diduga diisikan sendiri oleh pihak militer Libya era Khadafy.

Pihak Gedung Putih pertama kali mendengar soal penemuan komponen senjata kimia tersebut pada September. Kedua lokasi tersebut hanya disebut berada di tengah gurun terpencil. Namun, ada juga sumber-sumber yang mengatakan tempat penyimpanan peluru meriam itu berada di kota Houn dan Sabha. Dua lokasi tersebut kini dalam penjagaan ketat dan pengawasan 24 jam oleh pesawat-pesawat tak berawak (drone) milik AS.

The Post (sebutan populer untuk The Washington Post) menurunkan laporannya ini berdasarkan keterangan para pejabat Pemerintah AS yang enggan disebutkan namanya karena sensitivitas kasus ini. Sumber-sumber tersebut mengatakan, mereka curiga selongsong-selongsong peluru itu berasal dari Iran.

"Kami cukup yakin selongsong peluru itu dirancang khusus dan diproduksi di Iran untuk Libya," tutur seorang pejabat AS itu. Iran diduga mengirim selongsong-selongsong itu ke Libya sejak bertahun-tahun silam.

Jika kecurigaan ini terbukti, Iran akan makin mendapat tekanan dunia internasional atas tuduhan memproduksi senjata pemusnah massal. Dua pekan lalu, laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengindikasikan Iran memiliki kemampuan untuk memproduksi bom nuklir.

Tuduhan terbaru ini langsung dibantah oleh Mohammed Javad Larijani, salah satu penasihat pemimpin tertinggi Iran. "Saya yakin komentar-komentar bernuansa tuduhan ini sengaja difabrikasi oleh AS untuk melengkapi proyek Iranofobia mereka di kawasan ini dan di seluruh dunia. Sudah jelas ini adalah cerita lain yang mengada-ada untuk memperburuk citra Republik Islam Iran," kata Larijani seperti dikutip The Post.

Komponen senjata kimia tersebut diduga dijual Iran ke Libya setelah Perang Iran-Irak pada dekade 1980-an. Dalam perang itu, Irak mendahului menggunakan senjata kimia terhadap pasukan Iran. Iran kemudian diduga ikut mengembangkan senjata kimia berbasis gas mustard untuk membalas Irak.

Iran sendiri baru meratifikasi Konvensi Senjata Kimia pada 1997 dan diikuti Libya pada 2004.

Tuduhan sebuah negara memiliki atau mengembangkan senjata pemusnah massal ini mengingatkan pada tuduhan AS terhadap rezim Saddam Hussein di Irak, yang menjadi alasan utama invasi AS ke Irak pada 2003.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com