Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Juga Serukan Pengadilan yang Jujur terhadap Saif

Kompas.com - 20/11/2011, 08:57 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com — Utusan Presiden Rusia untuk Afrika, Mikhail Margelov, memuji keputusan pemimpin Libya untuk mengirim anak mantan pemimpin Libya, Moammar Khadafy, Saif al-Islam, ke pengadilan. Dia berharap akan ada pengadilan yang jujur dan adil.

"Masyarakat internasional saat ini terus mengamati kemampuan pihak yang berwenang Libya untuk mempertahankan hasil kemenangan perang, termasuk kepatuhan terhadap aturan yang diterima secara umum, mengobati tawanan, adalah faktor kunci dari kemampuan ini," kata Margelov.

Saif al-Islam ditangkap pada Sabtu (19/11/2011) di selatan Libya, kemudian dibawa dengan pesawat ke kota barat laut Zintan. Di sana, massa yang marah berusaha untuk menyerbu pesawat itu.

Utusan Rusia memuji para pemimpin Libya untuk tidak menyerahkan Saif kepada orang banyak yang bisa membunuhnya dalam hitungan singkat, seperti ayahnya yang ditangkap dan dibunuh oleh pemberontak di dekat rumahnya di kota Sirte, akhir Oktober.

Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) mengatakan bahwa Libya harus menyerahkan Saif al-Islam. Namun, ICC tidak menutup kemungkinan bahwa Saif akan diadili di Libya, bukan di Den Haag.

Jika pihak berwenang Libya percaya bahwa pengadilan di tingkat nasional merupakan solusi yang lebih baik, maka mereka dapat meminta bahwa kasus tersebut tidak harus dibawa ke Den Haag berdasarkan prinsip pengadilan saling melengkapi. Hal itu disampaikan Al Arabiya mengutip juru bicara pengadilan, Fadi Al-Abdallah.

Namun, pemerintah sementara Libya menginginkan agar sidang untuk Saif al-Islam hanya dilangsungkan di wilayah Libya.

Uni Eropa menggambarkan penangkapan putra Khadafy itu sebagai "perkembangan yang sangat signifikan" dan menyerukan agar para pemimpin Libya bekerja sama dengan ICC.

"Hal ini penting bagi rekonsiliasi nasional masa depan karena mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang dilakukan, baik sebelum maupun selama konflik baru-baru ini, dibawa ke pengadilan, dan bahwa fakta-fakta seputar pelanggaran semacam itu hendaknya membawa pencerahan," kata Kepala Bidang Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton.

Sementara itu, pejabat menteri kehakiman Libya, Mohammed al-Alagy, seperti dikutip Reuters, mengatakan, Saif al-Islam kemungkinan akan diadili di Libya dan dapat dijatuhi hukuman mati.

"Dia telah menghasut orang lain untuk membunuh, telah menyalahgunakan dana publik, serta mengancam, menghasut, dan bahkan ambil bagian dalam merekrut dan membawa tentara bayaran. Ini hanyalah catatan kecil dari kejahatan yang akan dibawa para penuntut umum Libya untuk melawan Saif," kata Al-Alagy.

Pada Oktober, Interpol dan ICC telah menyerukan agar Saif Al-Islam menyerahkan diri. Interpol mengatakan, kedua lembaga akan memberikan jaminan perjalanan yang aman ke Den Haag, tempat dia dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembunuhan dan penganiayaan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com