Selain Barack Obama, kepala pemerintahan negara peserta KTT Asia Timur yang ditunggu-tunggu wartawan di Nusa Dua, Bali, adalah Yingluck Shinawatra, Perdana Menteri Thailand yang baru tiga bulan menjabat. Ada berbagai hal menarik mengenai Yingluck yang terlalu sayang untuk dilewatkan.
Yang pertama tentu saja kecantikannya. Tidak hanya karena dia adalah satu-satunya perempuan di antara 10 kepala negara/kepala pemerintahan negara anggota ASEAN, tetapi karena Yingluck memang memiliki kecantikan khas Thailand dan postur tubuh yang menyerupai seorang foto model.
Ada rasa ingin tahu yang
Seperti hari Jumat (18/11), hari kedua ia berada di Nusa Dua, model rambutnya sudah berbeda dengan hari pertama. Saat menghadiri pembukaan KTT Ke-19 ASEAN, Kamis, rambut panjang Yingluck dibiarkan tergerai dengan sedikit dijepit
Tentu saja, menilai dan mengagumi seseorang hanya dari penampilan luarnya akan menjadi sangat tidak adil. Yingluck juga menarik karena berbagai pencapaiannya. Ia adalah perempuan perdana menteri pertama di Thailand, dan ia meraihnya di usia yang terhitung muda untuk dunia politik, yakni 44 tahun. Bahkan, ia adalah kepala pemerintahan termuda di antara 9 pemimpin negara ASEAN lainnya.
Banyak orang pada awalnya meragukan kemampuan Yingluck di bidang politik, apalagi untuk memimpin negara sepenting Thailand. Ia sempat dicap hanya bermodal popularitas
Namun, semua anggapan itu tak membuat Yingluck gentar dan gamang memimpin Thailand walau cobaan sangat berat langsung menghadang begitu ia dilantik sebagai PM. Banjir terbesar di Thailand dalam 50 tahun terakhir telah merenggut lebih dari 500 jiwa dan merendam sebagian besar wilayah Thailand, termasuk pusat-pusat industri dan pusat warisan budaya dunia. Terakhir, ibu kota Bangkok pun terancam terendam air bah.
Yingluck pun tampil memimpin usaha pengendalian banjir dan penyelamatan korban dalam skala besar. Ia bahkan membatalkan perjalanan ke pertemuan APEC di Honolulu, Hawaii, pekan lalu, karena banjir masih mengancam Bangkok.
Toh, ia hadir juga di Nusa Dua. Menurut salah satu anggota staf Kementerian Luar Negeri Thailand, Yingluck baru tiba di hotelnya di kawasan Tanjung Benoa, Bali, Kamis pukul 03.00. Baru dua jam memejamkan mata, ia harus mengikuti taklimat dengan para pembantu terdekatnya tentang berbagai agenda sidang KTT ASEAN hari itu.
Tak heran waktu melayani wawancara dengan beberapa media nasional, termasuk
Keramahan—satu ciri Thailand lainnya—Yingluck tak hilang meski waktu sudah sangat sempit saat para wartawan meminta foto bersama. Dia harus bergegas menuju tempat makan malam dan menyelesaikan makan dalam waktu kurang dari satu jam karena sudah ditunggu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk pertemuan bilateral malam itu juga.