Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN Tak Mau Terperangkap

Kompas.com - 19/11/2011, 05:47 WIB

Nusa Dua, Kompas - Isu ditempatkannya pasukan marinir AS di Australia, serta saling klaim antara China dan sejumlah negara anggota ASEAN di kawasan Laut China Selatan, bisa meningkatkan ketegangan. Namun, ASEAN tak mau terperangkap di tengah persaingan kepentingan ini.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengakui adanya dua keinginan terkait perlu tidaknya isu sengketa di Laut China Selatan secara spesifik dibahas dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Ke-6 Asia Timur, yang akan dimulai prosesnya, Sabtu (19/11) ini, di Nusa Dua, Bali.

Menurut Marty, ada satu negara menginginkan isu tersebut sama sekali tidak dibahas secara khusus atau spesifik, sementara ada negara lain yang justru memang menginginkan kebalikannya. Akan tetapi, kedua pihak mengakui peran dan sentralitas ASEAN dalam situasi ini.

Pernyataan itu disampaikan Marty, Jumat, pada akhir hari kedua KTT ASEAN dan Asia Timur di Nusa Dua. Para pemimpin negara ASEAN menggelar pertemuan bilateral dengan mitra masing-masing, yakni Perdana Menteri China Wen Jiabao, PM Jepang Yoshihiko Noda, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

”Perkembangan baiknya sekarang, kami dengar China sudah mulai menyatakan siap untuk membuka proses pembahasan kode etik (COC) di Laut China Selatan. Anda juga tahu, masalah Laut China Selatan, kan, sudah ditangani di antara ASEAN dan China dalam forum yang sudah ada selama ini,” ujar Marty.

Marty menambahkan pula, dari pertemuan bilateral, baik ASEAN-AS maupun ASEAN-China, terdapat benang merah yang jelas soal sentralitas organisasi kawasan tersebut, terutama dalam menuntaskan berbagai persoalan yang ada.

Organisasi kawasan ASEAN, menurut dia, kerap mampu mewujudkan apa yang diinginkan dan sekaligus dengan tidak sekadar menjadi pihak yang pasif atau berstandar ganda. Hal itu tampak terutama dalam beberapa isu, seperti Laut China Selatan, Myanmar, dan penerapan kawasan bebas senjata nuklir di Asia Tenggara (SEANWFZ).

Lebih lanjut, menanggapi kerja sama pertahanan antara Australia dan AS, terkait rencana penguatan dan penambahan pasukan militer AS di negara tetangga ASEAN itu, Marty menilai hal itu sekadar bentuk kerja sama bilateral biasa, yang diakui pula menjadi bagian dari arsitektur kawasan.

Selama ini kerangka kerja yang dipakai ASEAN dalam menuntaskan berbagai persoalan di Laut China Selatan adalah antara China dan ASEAN. Namun, diakui pula, jika kerangka kerja yang digunakan dalam konteks kerja sama maritim, tentunya ada sejumlah negara lain yang bisa terkait.

Myanmar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com