Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Suu Kyi Kembali ke Politik Myanmar

Kompas.com - 18/11/2011, 15:42 WIB

YANGON, KOMPAS.com — Pertemuan partai oposisi pimpinan Aung San Suu Kyi mendukung untuk kembali menjadi partai politik resmi, Jumat (18/11/2011), setelah bertahun-tahun dipinggirkan, tanda terbaru kemajuan di Myanmar yang dikuasai militer itu.

Rapat partai itu dilakukan saat AS mengisyaratkan pencairan hubungan dengan negara yang lama dikucilkan itu. Sebelumnya, Presiden Barack Obama mengatakan ia akan mengutus Hillary Clinton dalam kunjungan pertama seorang menlu AS ke Myanmar dalam 50 tahun.

Dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 100 anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di Yangoon, para utusan dari setiap daerah mendukung pendaftaran kembali sebagai satu partai politik setelah memboikot pemilu tahun lalu.

"Semua negara bagian dan daerah sepakat. Kami harus mendengar dari dua kelompok lagi, yaitu para anggota komite pemuda dan wanita. Setelah itu, kami akan mengumumkan secara resmi," kata Kyi Toe dari kantor informasi NLD.

NLD meraih kemenangan dalam pemilu tahun 1990, tetapi kemenangan itu tidak pernah diakui junta yang berkuasa saat itu.

Partai itu menolak ikut serta dalam pemilu November tahun lalu, pemilu pertama dalam 20 tahun, terutama karena peraturan-peraturan yang mengharuskan partai itu memecat para anggotanya yang dipenjarakan. Suu Kyi berada dalam tahanan rumah saat itu.

Penerima Hadiah Nobel Perdamaian, yang sebagian besar dalam dua dasawarsa belakangan ini berada dalam tahanan rumah, dibebaskan beberapa hari setelah pemilu itu dan kini tampaknya sedang berencana ikut masuk proses politik arus utama.

Juru bicara bicara NLD, Nyan Win, belum lama ini mengemukakan kepada AFP bahwa Suu Kyi "mungkin" ikut serta dalam pemilihan sela mendatang. Masih belum jelas kapan pemilu itu akan diselenggarakan. Pemilu itu memperebutkan lebih dari 40 kursi  dalam dua majelis parlemen.

Tokoh-tokoh terkemuka NLD datang dari seluruh Myanmar untuk menghadiri pertemuan mereka di markas besar partai itu di Yangon.

"Kami akan mengikuti keputusan Aung San Suu Kyi karena kami yakin sepenuhnya pada dia. Jika dia ikut serta dalam pemilihan sela mendatang kami tidak keberatan sama sekali," kata Ba Swe, anggota partai dari daerah Irrawady, barat Yangon.

Pada Kamis sayap pemuda NLD, yang anggotanya berusia di bawah 35 tahun, mengeluarkan satu pernyataan mendukung pendaftaran kembali partai itu.

Para pengamat mengatakan, kembalinya NLD ke forum politik akan memperkuat legitimasi pemerintah yang didukung militer, yang sedang berusaha mengakhiri pengucilan internasional dengan melepaskan belenggu-belenggu politik—tetapi juga meningkatkan relevansi kepopuleran Suu Kyi yang lama dikucilkan.

Pertemuan partainya itu diselenggarakan sehari setelah dia berbicara langsung untuk pertama kali dengan Obama, yang menyatakan "ada tanda-tanda kemajuan" di negara Asia Tenggara itu.

Berbicara di Indonesia menjelang KTT Asia Timur, presiden AS itu mengatakan Hillary akan mengunjungi Myanmar bulan depan untuk melihat apakah Washington dapat "membantu" proses reformasinya yang mulai timbul itu.

Pemilu Myanmar tahun 2010, yang tidak dipercaya luas oleh para pemantau luar negeri, menghasilkan para wakil politik militer berkuasa setelah puluhan tahun kekuasaan militer, tetapi pemerintah baru mengejutkan para pengamat dengan sejumlah langkah reformasi.

Pemerintah melakukan perundingan langsung dengan Suu Kyi, membebaskan sekitar 200 pembangkang dari penjara, membekukan pekerjaan proyek bendungan raksasa yang ditangani China dan menyetujui satu undang-undang yang memberikan para pekerja hak untuk mogok.

Sebagai imbalan atas gerakan-gerakan perdamaiannya, Myanmar mendapat dukungan Asia Tenggara untuk memimpin blok ASEAN tahun 2014, kendatipun AS memperingatkan tindakan itu terlalu cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com