Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yingluck Belajar dari Banjir

Kompas.com - 18/11/2011, 04:42 WIB

TANJUNG BENOA, KOMPAS - Pengalaman Thailand menghadapi banjir besar tahun ini membuat negara tersebut ingin memimpin ASEAN membuat sistem mitigasi bencana bersama di ASEAN. Thailand menginginkan ASEAN memiliki rencana penanganan bencana yang jelas jika bencana serupa terulang lagi.

Demikian diungkapkan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra di Tanjung Benoa, Bali, Kamis (17/11). Yingluck mengatakan, seluruh negara di dunia saat ini harus bersiap menghadapi dampak negatif pemanasan global.

”Kami mencoba memimpin keluarga ASEAN untuk bersatu dalam kerja sama menghadapi bencana alam. Jadi, kita bisa saling membantu karena semua negara saat ini harus menghadapi implikasi buruk dari perubahan iklim,” tutur Yingluck.

Banjir besar di Thailand menenggelamkan ibu kota Bangkok.

Yingluck berharap ASEAN memiliki rencana penanganan bencana alam dan sistem mitigasi bencana bersama untuk melindungi rakyat dari bencana-bencana serupa di masa depan. ”Saat ini, beberapa anggota ASEAN lain juga mengalami hal yang sama, seperti Vietnam, Laos, dan Kamboja. Bahkan, hari ini saya berbicara dengan Presiden Indonesia dan dia mengatakan, Indonesia juga menghadapi masalah yang sama. Jadi, saya harap kita bisa bekerja sama,” kata Yingluck.

Sebelumnya, Yingluck dan para pemimpin negara ASEAN lainnya menyaksikan penandatanganan perjanjian pembentukan Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN (AHA Centre) oleh para menteri luar negeri ASEAN. AHA Centre akan berada di Jakarta dan berfungsi, antara lain, mengoordinasikan tindak tanggap darurat bencana bersama saat ada anggota ASEAN yang dilanda bencana alam.

Pasokan beras terjamin

Berbicara mengenai kondisi terakhir banjir di Thailand, menurut Yingluck, saat ini pemerintah bersiap memasuki tahap rehabilitasi kawasan yang dilanda banjir setelah air mulai surut di beberapa daerah. Pemerintah Thailand menyiapkan dana 12 miliar dollar AS untuk proses rehabilitasi ini. Sebanyak 8 miliar dollar AS di antaranya akan digunakan untuk membantu pemulihan sektor industri, usaha kecil menengah, dan perusahaan- perusahaan kecil.

Thailand juga menjamin pasokan beras untuk Indonesia tak akan terganggu dampak banjir ini. Menurut Yingluck, banjir hanya berpengaruh terhadap 20 persen dari total produksi beras Thailand. Kekurangan itu pun, katanya, akan bisa ditutup dengan masa panen yang akan dilaksanakan bulan ini setelah air surut. ”Mulai tahun depan, Indonesia akan membeli 1 juta ton beras per tahun dari Thailand, dan kami yakin mampu memenuhi itu meski banjir melanda,” kata adik mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra ini.

Dia juga ditanyai soal politik dalam negeri Thailand. Ini terkait tuduhan oposisi bahwa Yingluck berusaha membebaskan kakaknya, Thaksin, dari vonis hukuman. Yingluck dikabarkan mengajukan amnesti ke Komisi Kebenaran untuk Rekonsiliasi Thailand (TRCT).

Yingluck menjawab dengan mengatakan, ia sama sekali tidak bisa mencampuri. ”Itu akan diputuskan TRCT, saya tidak akan terlibat. Keputusannya bukan pada saya. Keputusan (amnesti) itu harus berlaku (sama) untuk semua orang, dan harus mengikuti aturan hukum,” katanya. (DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com