Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liga Arab Beri Waktu Tiga Hari

Kompas.com - 18/11/2011, 04:24 WIB

Damaskus, Kamis - Para pemimpin Arab memberi Presiden Suriah Bashar al-Assad waktu tiga hari untuk menghentikan ”represi berdarahnya” terhadap protes atau terancam sanksi, sementara para aktivis mengatakan, pasukan keamanan menembak tewas seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun hari Kamis (17/11).

Bocah perempuan itu tewas dalam operasi penggeledahan di kota Subkhan di Deir Ezzor, Suriah timur, menurut Syrian Observatory for Human Rights dalam sebuah pernyataan yang diterima di Nicosia.

Kematiannya terjadi setelah sedikitnya 23 orang tewas dalam kekerasan hari Rabu, sementara para menteri luar negeri Arab bertemu di Maroko untuk membicarakan sanksi lebih lanjut terhadap rezim Assad setelah menskors keanggotaan Suriah dalam Liga Arab akhir pekan lalu.

Dengan memperingatkan bahwa kesabaran mereka semakin habis, para menteri memberi Damaskus ”tiga hari untuk menghentikan represi berdarah”, kata Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassem al-Thani.

”Tetapi, kalau Damaskus tidak sepakat bekerja sama dengan Liga, sanksi akan dikenakan kepada Suriah,” kata PM Qatar dalam konferensi pers.

Negara-negara Arab ”hampir mencapai ujung” dengan Damaskus, katanya. ”Pemerintah Suriah harus menyetujui keputusan Liga Arab dan menghentikan pertumpahan darah di Suriah,” katanya.

Perundingan di Maroko hari Rabu juga diikuti tetangga Suriah, Turki, yang pernah menjadi sekutu rezim Assad dan yang kini telah menjadi salah satu pengkritiknya yang paling vokal.

”Harga bagi Pemerintah Suriah untuk tidak memenuhi janji yang dibuatnya pada Liga Arab adalah juga isolasinya di dunia Arab,” kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu kepada rekan-rekan Arabnya. ”Tidak mungkin bagi sebuah pemerintah untuk menang melawan rakyatnya.”

Pertemuan hari Rabu itu terjadi setelah para tentara pembelot menyerang pangkalan intelijen militer di luar kota Damaskus dalam salah satu serangan paling spektakuler dalam delapan bulan kerusuhan.

Gerakan menentang pemerintahan Assad itu telah dimulai dengan damai oleh para demonstran, tetapi dalam bulan-bulan terakhir, para desertir militer telah mengorganisasi diri pada AD Suriah Bebas.

Kelompok pemberontak itu mengumumkan hari Rabu bahwa sedang membentuk dewan militer sementara untuk ”menggulingkan rezim berkuasa dan melindungi penduduk sipil Suriah dari represi, melindungi properti publik dan swasta, serta mencegah kekacauan dan tindakan balas dendam kala penguasa terguling”.

Di Damaskus, para demonstran pro-Assad menyerang Kedutaan Besar Maroko dan Uni Emirat Arab, Rabu, menurut para pejabat.

Duta Besar Maroko di Suriah Mohammed Khassasi mengatakan, sekitar 100 demonstran melempari Kedubes Maroko dengan telur dan batu. Maroko kemudian memanggil pulang dubesnya dari Damaskus.

Hari Kamis, Pemerintah Suriah memperingatkan para warganya bahwa mereka akan ditangkap dan diadili apabila ambil bagian dalam serangan lebih lanjut di perwakilan-perwakilan asing.

(AFP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com