Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afganistan Antiserangan Malam

Kompas.com - 16/11/2011, 18:25 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Loya Jirga atau pertemuan antara para tokoh dan pemuka masyarakat di Afganistan membuahkan satu keputusan penting. Keputusan itu, terkait dengan rencana Amerika Serikat (AS) mempertahankan pangkalan militernya di Negeri Para Mullah itu.

Menurut warta AP dan AFP pada Rabu (16/11/2011), Presiden Hamid Karzai, dalam kesempatan itu, mengatakan AS harus menyetujui klausul tidak melakukan serangan malam hari. Pasalnya, aksi macam ini menuai kontroversi di Afganistan.

Dalam aksi ini, tentara AS dan NATO biasanya menggerebek rumah-rumah warga yang dicurigai menyembunyikan para anggota kelompok perlawanan. "Afganistan tak ingin ada struktur keamanan ganda," kata Karzai menegaskan.

"Selain itu, Washington harus menghormati kedaulatan Afganistan," imbuhnya.

Jika syarat-syarat ini dipenuhi, kata Karzai, pangkalan militer AS di Afganistan bisa dipertahankan hingga setelah 2014. Presiden Karzai mengatakan Afganistan akan mendapatkan bantuan keuangan dan pelatihan militer dari Amerika Serikat.

Selain membahas kerja sama dengan AS, Loya Jirga juga membicarakan upaya rekonsiliasi dengan kelompok-kelompok perlawanan. Sejumlah pihak mengatakan pertemuan ini tidak memiliki makna penting karena tidak membahas secara nyata rancangan perjanjian dengan AS.

Para pejabat mengatakan hasil Loya Jirga memang tidak mengikat secara hukum dan kerja sama dengan AS pada akhirnya ditentukan oleh parlemen.

Terbaik

Menanggapi syarat yang diajukan Presiden Karzai, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Mark Toner mengatakan persoalan keamanan tengah dirundingkan Kabul dan Washington. "Kami ingin ada perjanjian yang bisa mengakomodasi baik kepentingan AS maupun Afganistan," kata Toner.

"Kami tidak ingin mencapainya secara tergesa-gesa. Yang penting perjanjian ini akan menjadi yang terbaik bagi kami," tambahnya.

Terdapat sekitar 100.000 tentara AS di Afganistan yang beroperasi tanpa perjanjian bilateral antara kedua negara, kini.
 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com