MANILA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Rabu (16/11/2011), berikrar untuk mendukung Filipina saat ketegangan meningkat dengan China, terkait sengketa wilayah Laut China Selatan. Hillary menyampaikan hal itu dalam pesannya dari kapal perang AS di Teluk Manila.
Hillary, yang naik kapal USS Fitzgerald yang sedang mengunjungi Filipina, Rabu pagi, menandatangani sebuah deklarasi yang menandakan ulang tahun ke-60 perjanjian keamanan AS dengan bekas koloninya dan mengatakan aliansi itu harus mengatasi "tantangan-tantangan baru".
"AS akan bekerja sama dengan sekutu Filipina kami untuk menjamin bahwa kami dapat mengatasi ancaman-ancaman, seperti penyebaran senjata nuklir dan terorisme dan mendukung terutama Filipina dalam daerah kekuasaan maritim, sementara Anda berusaha memperkuat pertahanan wilayah Anda dan kemampuan pencegatan," katanya.
Hillary tidak secara langsung menyebut China, yang Filipina dan Vietnam tuduh melakukan taktik-taktik semakin agresif dalam sengketa-sengketa wilayah di Laut China Selatan. Pernyataan bersama itu menandakan ulang tahun aliansi berjudul "kebebasan navigasi, perdagangan yang sah tanpa hambatan dan transit orang di seluruh laut itu".
Namun, Menlu Filipina Alberto Del Rosario, di kapal USS Fitzgerald yang berpangkalan di Kalifornia itu, mengatakan, pernyataan itu merupakan satu sinyal kuat mengenai sengketa-sengketa dalam apa yang ia sebut Laut Filipina Barat itu. Pernyataan itu "menunjukkan kekuatan aliansi kami, terutama pada saat di mana Filipina sedang menghadapi tantangan-tantangan menyangkut integritas Laut Filipina Barat," katanya.