Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Jordania Minta Presiden Suriah Mundur

Kompas.com - 15/11/2011, 11:28 WIB

AMMAN, KOMPAS.com Raja Abdullah dari Jordania, Senin (14/11/2011), mengatakan, jika ia menjadi Bashar al-Assad, ia akan mengundurkan diri. Para pengamat menafsirkan pernyataannya itu sebagai seruan bagi Presiden Suriah itu untuk segera mundur dari jabatan.

Rakyat sudah delapan bulan menggelar protes terhadap rezim Bashar dan memintanya mundur meski mendapat represi kejam dari pasukan keamanan. Tindakan represi itu, yang menurut PBB telah menewaskan 3.500 orang, telah dikencam masyarakat internasional. Liga Arab, misalnya, telah mengucilkan Suriah dari kegiatan badan itu. Sementara Uni Eropa, Senin, memutuskan akan memberikan sanksi yang lebih lanjut terhadap rezim Bashar demi menghentikan kekerasan berdarah itu.

"Jika Bashar punya perhatian terhadap negaranya, dia akan mundur, tetapi ia juga akan menciptakan kemampuan untuk menjangkau dan memulai fase baru kehidupan politik Suriah," kata Abdullah kepada BBC.

"Kalau saya, saya akan mundur dan memastikan siapa pun yang menggantikan saya punya kemampuan untuk mengubah status quo yang kita lihat sekarang ini," tambah Abdullah. Namun, kata dia, "Saya tidak berpikir sistem memungkinkan hal itu. Saya pikir Bashar harus pergi, orang lain yang masuk. Namun, jika itu rezim yang sama dan anggota-anggota yang sama, maka kita kembali ke hal yang sama di jalanan."

Beberapa jam setelah pernyataan tersebut, Petra, kantor berita negara Jordania, mengatakan, pernyataan Abdullah "bukanlah desakan langsung bagi Presiden Suriah untuk turun, tapi ia menanggapi pertanyaan soal apa yang orang dalam dalam posisi seperti dia (Bashar Al Assad) dapat lakukan."

Namun, menurut Marius Deeb dari School for Advanced International Studies di Universitas Johns Hopkins, ada sedikit perbedaan di antara dua pernyataan itu. "Dia benar-benar memintanya untuk mundur, tetapi dalam cara yang tidak langsung, secara sopan, cara diplomatik," kata pakar Timur Tengah itu kepada CNN.

"Pada dasarnya, semua orang sudah tahu bahwa Presiden Bashar al-Assad tidak bisa lagi tetap berkuasa. Dia bisa membunuh lebih banyak (orang). Tapi, pada akhirnya ia harus pergi."

Masih menurut Deeb, jika Bashar al-Assad menerima seruan Liga Arab untuk menarik tentara dan tank-tank dari jalanan dan membiarkan rakyat berunjuk rasa secara damai, "Ia akan menghadapi jutaan orang di jalanan. Tak ada harapan. Dia terjepit. Ia tidak bisa keluar dari situasi itu."

Presiden Suriah itu sudah berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mundur meskipun pemerintahnya terus menembaki rakyat yang berdemonstrasi sejak kerusuhan pecah pada pertengahan Maret.

Raja Abdullah menjadi pemimpin Arab pertama yang menyerukan Bashar untuk mundur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com