Warga Palestina Latihan Konservasi Cagar Budaya

MAGELANG, KOMPAS.com--Sebanyak lima warga Palestina mengikuti pelatihan konservasi benda cagar budaya di Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Magelang, Jawa Tengah.

Pelatihan yang dibuka Sekjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ngurah Arjana, Senin, di aula Kantor Balai Konservasi Peninggalan Borobudur komplek Candi Borobudur itu akan berlangsung hingga 3 Desember 2011.

Hadir pada acara tersebut antara lain Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdari, Pelaksana Tugas Subdit II Kerja Sama Intrakawasan Asia Pasifik dan Afrika, Pangeran Ibrani Situmorang, dan Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo.

Ngurah mengatakan, kegiatan itu bentuk partisipasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mewujudkan komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pembangunan Palestina.

"Kami harapkan dengan kegiatan ini dapat saling tukar pengalaman tentang konservasi dan hubungan Indonesia dengan Palestina semakin erat dalam pelestarian warisan budaya," katanya.

Pelaksana Tugas Subdit II Kerja Sama Intrakawasan Asia Pasifik dan Afrika, Pangeran Ibrani Situmorang, mengatakan, untuk membantu Palestina tidak hanya membantu rekonstruksi tetapi juga menyiapkan aparatus negaranya.

Pada 2008-2013, katanya, Indonesia menargetkan dapat membantu pelatihan sumber daya manusia (SDM) warga Palestina sebanyak 1.000 orang dalam 45 program.

Sejumlah program tersebut antara lain bidang infrastruktur, industri, arsip nasional, pemberdayaan perempuan, diplomasi, dan UKM. "Hingga sekarang sekitar 260 orang Palestina telah mengikuti pelatihan di Indonesia sejak 2008," katanya.

Ia mengatakan, pembangunan SDM tidak bisa dirasakan secara langsung  dampaknya, namun selama Indonesia mengundang mereka pasti datang.

"Mereka menanggapi positif, undangan Indonesia hampir selalu dipenuhi. Jadi dari Palestina ada kepentingan untuk belajar begitu juga dari Indonesia," katanya.

Lima warga Palestina yang mengikuti program pelatihan tersebut yakni Awai Shawamrah, Bassam Nassasra, Mohammed Alseikh, Ziad Abo Owdah, dan Mohammad Kattasik.