Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negosiasi Satu-satunya Pilihan

Kompas.com - 11/11/2011, 03:57 WIB

Jakarta, Kompas - Negosiasi merupakan jalan satu-satunya untuk membangun hubungan Palestina dan Israel sebagai dua negara yang bisa hidup berdampingan secara damai. Namun, upaya itu harus disertai itikad baik.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi mengatakan hal tersebut dalam pertemuan dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah M Din Syamsuddin di Jakarta, Kamis (10/11).

Pertemuan bertajuk ”A Long Way to Real Peace” itu juga dihadiri sejumlah anggota dan simpatisan Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina.

Menurut Fariz Mehdawi, negosiasi juga harus memiliki tujuan jelas dengan batas-batas wilayah dua negara yang merujuk pada hukum internasional. Negosiasi juga harus diiringi dengan penghentian pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina.

Fariz Mehdawi mengungkapkan, Pemerintah Palestina siap maju ke perundingan dan bernegosiasi dengan Israel. Hanya saja, upaya itu memerlukan tiga syarat.

Pertama, tujuan dan manfaat dari negosiasi itu harus jelas. Kedua, rujukan untuk menentukan batas-batas wilayah di dua negara itu harus berdasarkan kesepakatan internasional. Ketiga, hentikan pembangunan oleh Israel di wilayah perbatasan dan Palestina.

”Jangan ubah keadaan di lapangan selama negosiasi berlangsung. Jangan sampai kita bernegosiasi untuk membagi melon, tetapi selama negosiasi Israel makan melon itu. Setelah negosiasi selesai, melon itu sudah habis,” katanya.

Bagi Palestina, lanjut Fariz Mehdawi, keanggotaan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga merupakan prasyarat dari proses negosiasi tersebut. Apalagi, banyak negara, termasuk anggota Dewan Keamanan PBB, yang mendukung Palestina. Kemerdekaan dan pengakuan sebuah negara adalah hak setiap bangsa.

Tentang opsi adanya dua negara, Palestina siap melakukannya jika semua persyaratan dipenuhi. Kedua belah pihak harus melepaskan tahanan dari masiang-masing negara. Batas-batas dua negara dan ibu kota negara juga harus jelas. Juga harus ada jaminan keamanan terhadap warga kedua negara, dan masyarakat bebas menentukan aspirasinya. (IAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com