Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Keragaman Budaya ala Yunnan

Kompas.com - 11/11/2011, 02:56 WIB

Yunnan Nationalities Village, sebuah wisata budaya di kota Kunming, Provinsi Yunnan, China, yang menawarkan indahnya keragaman. Berbagai budaya dari 26 suku di Yunnan dikemas menjadi sesuatu yang sedap dipandang.

Berada 20 kilometer dari pusat kota Kunming, berwisata di Yunnan Nationalities Village hampir tak jauh beda saat berjalan-jalan di Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta. Keduanya menawarkan wisata keragaman suku dan budaya. Jika TMII membingkai keragaman suku dalam sebuah negara (Indonesia), Yunnan Nationalities Village membingkai keragaman budaya dalam satu provinsi (Yunnan).

Yunnan Nationalities Village tak hanya menawarkan wisata budaya semata. Kenyamanan pengunjung sangat diperhatikan di kawasan wisata seluas 89 hektar ini. Kebersihan dan kerapian menjadi salah satu nilai tambah kawasan wisata yang didirikan sejak 1996 itu. Rerimbunan berbagai macam jenis pohon juga semakin menambah kenikmatan suasana.

Selepas dari lokasi parkir kendaraan, pengunjung disuguhi pintu gerbang raksasa dengan arsitektur khas China bertuliskan ”Yunnan Nationalities Village” yang tentu dalam aksara China. Bagi penggemar fotografi, dari pintu gerbang itu saja sudah sangat menarik untuk menekan shutter kamera. Apalagi, saat langit biru cerah.

Sebelum memasuki kawasan wisata inti, pengunjung melewati kawasan yang berisi puluhan toko suvenir dan rumah makan. Berbagai bangunan dengan arsitektur khas China tidak membuat mata lelah memandang. Apalagi, kawasan itu ditata sedemikian rupa dan nyaman untuk dijelajahi dengan berjalan kaki. Ubin batu di kawasan itu juga tampak bersih dan bebas dari sampah.

Setelah puas menikmati pemandangan di toko suvenir, pengunjung harus menyiapkan uang 90 yuan atau Rp 121.500 (1 yuan setara Rp 1.350) untuk dewasa dan separuh harga untuk anak-anak. Lokasi ini gratis untuk dimasuki tentara, pengunjung lokal berusia di atas 65 tahun, dan orang cacat fisik.

Untuk menjelajahi kawasan ini, pengunjung bisa melakukannya dengan berjalan kaki jika memiliki waktu yang cukup. Seandainya ingin berkeliling dalam waktu satu atau dua jam saja, tersedia penyewaan sepeda atau kendaraan roda empat bertenaga listrik. Sewa kendaraan listrik per jam 80 yuan atau setara Rp 108.000 untuk kapasitas dua penumpang atau empat penumpang. Sementara penyewaan sepeda pancal dikenai tarif separuh dari sewa mobil listrik.

Keragaman 26 suku di Yunnan dikemas dalam bentuk nama desa berdasarkan nama suku masing-masing. Masing-masing desa tersebut ditata model kluster. Setiap desa terdiri dari beberapa rumah dan selalu ada aktivitas di dalamnya. Aktivitas di setiap desa tentu bukan layaknya kehidupan sehari-hari, melainkan aktivitas yang terkait dengan wisata, seperti warung makanan atau toko suvenir.

Sebagai contoh, saat berkunjung ke Hani Village atau suku Hani, kita akan disuguhi rumah adat suku tersebut. Bentuk rumah suku Hani adalah rumah panggung. Di dalamnya berisi berbagai peralatan sehari-hari yang dipakai anggota suku, seperti perlengkapan memasak yang terbuat dari bambu dan tembikar atau senjata parang dan tombak khas suku tersebut. Di rumah itu ada pula penjaga yang berpakaian khas suku Hani. Mereka sekaligus berfungsi semacam pemandu bagi turis yang berkunjung ke tempat itu.

Masing-masing desa dilengkapi papan informasi dalam bahasa China dan Inggris. Dari informasi itu, pengunjung bisa mengetahui sejarah masing-masing suku di Yunnan. Meskipun hanya terdiri dari dua atau tiga paragraf, informasi tersebut sangat jelas dan membantu.

”Wisata ini menjadi semacam wisata budaya yang memamerkan kekayaan kebudayaan bangsa China. Nuansanya sangat khas,” ujar Wei Zhen (30), petugas di kantor pengelola Yunnan Nationalities Village, akhir Oktober lalu.

Memanjakan pengunjung

Pengelola Yunnan Nationalities Village benar-benar memperhatikan faktor kenyamanan. Rata-rata lebar jalan mengelilingi lokasi itu sekitar 7 meter dan cukup lapang bagi pejalan kaki. Hampir di setiap sudut jalan di kawasan wisata ini terdapat warung kecil yamg menjual aneka minuman dan makanan ringan. Fasilitas umum lainnya, seperti toilet, cukup tersedia.

”Pengelolaan wisata di tempat ini memang profesional. Semua fasilitas kebutuhan pengunjung tersedia lengkap. Kebersihan dan bebas polusi udara menjadi kenikmatan tersendiri saat berkunjung ke tempat ini untuk refreshing,” ucap Yulianus Batara Saleh, wisatawan asal Makassar.

Selain berbagai fasilitas di dalam lokasi wisata, pengunjung bisa menikmati berbagai jenis masakan khas China. Umumnya rumah makan di sana menjual mi goreng dan sate daging sapi. Masakan khas China memiliki aroma bumbu rempah yang sangat kuat. Harganya pun masih terjangkau, yaitu sekitar 15-20 yuan atau sekitar Rp 20.000-Rp 27.000 termasuk minuman. (apo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com