MUSTHAFA ABD. RAHMAN
Media massa, pengamat, serta pemerintah di Timur Tengah dan dunia internasional memberi sorotan khusus pada solusi damai Liga Arab di Suriah. Kesepakatan Liga Arab-Suriah yang dicapai di Kairo, Mesir, Rabu pekan lalu, disebut sebagai upaya terakhir menghentikan pertumpahan darah di Suriah yang terjadi sejak Maret lalu. Menurut laporan PBB, unjuk rasa rakyat untuk menumbangkan rezim Presiden Bashar al-Assad telah menyebabkan 3.500 orang tewas.
Kesepakatan itu berisi berakhirnya aksi kekerasan, pembebasan demonstran yang ditahan, penarikan pasukan dari permukiman, dan akses ke media massa untuk berkunjung ke semua wilayah Suriah. Namun, konsep damai Liga Arab itu ternyata kurang mendapat sambutan positif dari oposisi Suriah dan masyarakat internasional.
Oposisi Suriah, khususnya Dewan Transisi Nasional, memandang konsep Liga Arab hanya menyelamatkan muka rezim Bashar al-Assad. Setidaknya, memperpanjang usia rezim
Amerika Serikat dan Eropa sejak awal ragu dengan keseriusan rezim Bashar al-Assad melaksanakan konsep damai itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengatakan, Washington masih ragu dengan pelaksanaan kesepakatan itu. Adapun Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppe, dalam wawancara dengan harian Asharq al Awsat, malah menegaskan, konsep damai Liga Arab itu telah mati.
Konsep itu bukannya meredakan situasi, malah menyulut aksi saling tuding antara Suriah, AS, dan Liga Arab. Menlu Suriah Walid Al Moallem mengungkapkan, telah mengirim surat kepada sejumlah menlu, Sekretaris Jenderal PBB, Ketua Bergilir DK PBB, dan Ketua Komite Enam Liga Arab, berisi tuduhan bahwa AS turut menyebarkan fitnah dan kekerasan di Suriah.
Liga Arab menuduh otoritas Suriah tidak melaksanakan komitmennya mengakhiri aksi kekerasan di negara itu. Liga Arab merasa ditelikung oleh rezim Bashar al-Assad dan bereaksi keras dengan mengundang para menlu Arab untuk menggelar sidang darurat, Sabtu depan, di Kairo.
Ada tiga opsi yang mungkin akan diambil Liga Arab terhadap Suriah. Pertama, mencabut legitimasi atas rezim Bashar al-Assad dan mengakui Dewan Transisi Nasional Suriah. Kedua, mendukung diberlakukan zona larangan terbang seperti di Libya atau mendukung pembentukan wilayah penyangga di perbatasan Suriah-Turki. Ketiga, mendukung diberlakukannya blokade total dari masyarakat internasional, khususnya negaranegara tetangga Suriah, terhadap Suriah. Kita tunggu saja opsi mana yang dipilih.